KEDIRI, KOMPAS.com- Warga menyebutkan, pencemaran belasan sumur warga di Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur yang berlangsung sekitar sebulan ini, hingga kini belum teratasi.
Warga terdampak mengaku masih mengandalkan suplai air bersih dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan air setiap harinya.
Baca juga: Perjuangan Ibu di Kediri Rawat Anak Disabilitas hingga Kematian Menjemput Keduanya
Sehingga warga berharap, pemeriksaan yang tengah berlangsung saat ini bisa dipercepat supaya hasilnya bisa diketahui.
"Ya kami memang merasakan ini (pemeriksaan) berlangsung lama. Tapi kami juga menghormati proses-proses yang ada," ujar Ketua RT Abdullah Mubarok pada Kompas.com, Rabu (27/9/2023).
Baca juga: Ibu dan Anak di Kediri Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah
Abdullah mengungkapkan, pada Selasa (26/7/2023) sedianya akan dilakukan pemeriksaan tekanan tangki pendam penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pemeriksaan dilakukan oleh tim independen yang ditunjuk oleh pihak warga dan pihak Pertamina, untuk membuktikan dugaan adanya kebocoran tangki. Namun pemeriksaan yang dijadwalkan hari itu, urung dilakukan.
"Saya enggak tahu kenapa pemeriksaan enggak jadi digelar. Katanya nanti kalau mau digelar, akan panggil kami," lanjut dia.
Adapun pemeriksaan tekanan tangki itu sendiri merupakan salah satu dari rangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh tim independen.
Warga sendiri menduga pencemaran itu terjadi akibat operasional SPBU yang terletak hanya berjarak sekitar 50 meter dari permukiman warga.
Dugaan itu semakin menguat saat dilakukan pengurasan BBM dalam tangki pendam SPBU beberapa waktu lalu.
Sebab usai pengurasan tangki itu, Abdullah mengungkapkan, kondisi pencemaran pada sumur warga mulai mereda.
" Kemungkinannya ya (SPBU). Tapi hasil pastinya masih nunggu pemeriksaan selesai." pungkasnya.
Baca juga: Pencemaran Sumur di Kediri, Tim Independen Mulai Periksa Tangki Pertamina di SPBU
Head Section Communication Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufik Kurniawan mengatakan, pihaknya juga masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim independen tersebut.
Tim independen tersebut, kata Taufik, berasal dari laboratorium swasta yang bersertifikasi.
Tim yang sama sebelumnya juga telah mengambil sampel air di sumur milik warga. Dan hingga kini mereka masih bekerja sehingga belum diketahui hasilnya.
"Belum keluar hasilnya. Biasanya menunggu 14 hari kerja," ujar Taufik Kurniawan pada Kompas.com.
Sebelumnya diberitakan, belasan sumur warga di Kelurahan Tempurejo tersebut mengalami pencemaran.
Kondisi air menjadi keruh dan berbau bahan bakar. Bahkan salah satu sumur warga saat itu kondisi airnya hitam pekat dan terbakar saat disulut api.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.