Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras di Madiun Melonjak, Bulog Salurkan 1.190 Ton Bantuan Pangan

Kompas.com, 12 September 2023, 18:32 WIB
Muhlis Al Alawi,
Krisiandi

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun menyalurkan 1.190 ton beras bantuan pangan kepada 63.698 warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023).

Beras bantuan pangan diberikan kepada warga sebagai upaya untuk menurunkan harga beras di Madiun yang terus melonjak tinggi.

Terlebih saat ini harga beras non subsidi di pasaran di Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi jenis medium mencapai Rp 13.000 per kilogram. Sebelumnya harga beras medium non subsidi Rp 10.000 per kilogram.

Kepala Cabang Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Ferdian Darma Atmaja menyatakan total penerima bantuan pangan beras di Kabupaten Madiun mencapai 63.698 orang.

Penyaluran bapan dimajukan seminggu lebih cepat dari rencana sebelumnya menyusul makin naiknya harga beras di pasaran. Selain itu penyaluran bapan lebih cepat juga berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo.

“Permintaan Presiden (dipercepat penyalurannya) karena situasi saat ini inflasi sedang naik, el nino kemudian membuat harga beras masih tinggi. Sehingga percepatan penyaluran ini sedikit membantu menurunkan tensi inflasi maupun harga beras,” ujar Ferdi disela-sela launching penyaluran beras bantuan pangan di Kantor Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Harga Beras Naik Salah Satunya karena Kekeringan

Ferdi mengatakan, warga yang menerima banpan merupakan mereka yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosual (DTKS). Masing-masing menerima 30 kilogram per tiga bulan. 

“Jadi ini bantuan bangan beras dari Bapanas tahap kedua. Kami salurkan dalam waktu tiga bulan berturut-turut mulai September, Oktober dan November. Setiap bulan warga menerima masing-masing 10 kilogram,” kata Ferdi.

Ia pun menjamin beras bantuan pangan yang diberikan warga tidak dalam kondisi rusak. Bila warga menerima beras rusak maka dapat langsung ditukar ke petugas pengirim beras.

Datang lebih awal


Bagi warga yang tidak mendapatkan bantuan pangan beras, Ferdi mengimbau warga membeli beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) yang dijual di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Madiun.

Untuk harga eceran tertinggi di pasaran beras SPHP dibanderol Rp 10.900 per kilogram.

Hanya saja untuk mendapatkan beras SPHP, warga diminta untuk datang lebih awal di pasar.

Pasalnya beras SPHP akan menjadi bahan komoditas primadona di tengah mahalnya harga beras di pasaran.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Harga Beras Naik Salah Satunya karena Kekeringan

“Kami harapkan kepada masayrakat jangan sampai ketinggalan. Karena pasti beras ini menjadi primadona sehingga siapa cepat dia dapat. Bahasanya seperti itu. Maka masyarakat, jika ingin membeli beras ini datanglah lebih awal ke pasar. Karena pasar menyediakan sejak pagi,” kata Ferdi.

Ia memastikan ketersediaan beras SPHP selalu ada setiap hari di pasaran. Saat ini sudah ada 28 pedagang yang bermitra dengan Bulog untuk menjual beras SPHP di pasar.

Kembalikan bila beras berkutu

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Agung Budiarto meminta penerima beras bantuan pangan untuk mengembalikan bila menemuinya dalam kondisi berkutu.

Petugasnya siap membantu untuk menukarkan beras berkutu ke Bulog diganti dengan yang baru.

“Kalau ada temuan beras berkutu kita komunikasi dengan Bulog dan pasti diganti. Apalagi Bulog sudah menjamin kualitas beras yang diterima warga. Dan tadi sudah dicek kondisi berasnya. Hasilnya kualitasnya bagus,” jelas Agung.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau