Salin Artikel

Harga Beras di Madiun Melonjak, Bulog Salurkan 1.190 Ton Bantuan Pangan

Beras bantuan pangan diberikan kepada warga sebagai upaya untuk menurunkan harga beras di Madiun yang terus melonjak tinggi.

Terlebih saat ini harga beras non subsidi di pasaran di Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi jenis medium mencapai Rp 13.000 per kilogram. Sebelumnya harga beras medium non subsidi Rp 10.000 per kilogram.

Kepala Cabang Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Ferdian Darma Atmaja menyatakan total penerima bantuan pangan beras di Kabupaten Madiun mencapai 63.698 orang.

Penyaluran bapan dimajukan seminggu lebih cepat dari rencana sebelumnya menyusul makin naiknya harga beras di pasaran. Selain itu penyaluran bapan lebih cepat juga berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo.

“Permintaan Presiden (dipercepat penyalurannya) karena situasi saat ini inflasi sedang naik, el nino kemudian membuat harga beras masih tinggi. Sehingga percepatan penyaluran ini sedikit membantu menurunkan tensi inflasi maupun harga beras,” ujar Ferdi disela-sela launching penyaluran beras bantuan pangan di Kantor Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Selasa (12/9/2023).

Ferdi mengatakan, warga yang menerima banpan merupakan mereka yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosual (DTKS). Masing-masing menerima 30 kilogram per tiga bulan. 

“Jadi ini bantuan bangan beras dari Bapanas tahap kedua. Kami salurkan dalam waktu tiga bulan berturut-turut mulai September, Oktober dan November. Setiap bulan warga menerima masing-masing 10 kilogram,” kata Ferdi.

Ia pun menjamin beras bantuan pangan yang diberikan warga tidak dalam kondisi rusak. Bila warga menerima beras rusak maka dapat langsung ditukar ke petugas pengirim beras.

Untuk harga eceran tertinggi di pasaran beras SPHP dibanderol Rp 10.900 per kilogram.

Hanya saja untuk mendapatkan beras SPHP, warga diminta untuk datang lebih awal di pasar.

Pasalnya beras SPHP akan menjadi bahan komoditas primadona di tengah mahalnya harga beras di pasaran.

“Kami harapkan kepada masayrakat jangan sampai ketinggalan. Karena pasti beras ini menjadi primadona sehingga siapa cepat dia dapat. Bahasanya seperti itu. Maka masyarakat, jika ingin membeli beras ini datanglah lebih awal ke pasar. Karena pasar menyediakan sejak pagi,” kata Ferdi.

Ia memastikan ketersediaan beras SPHP selalu ada setiap hari di pasaran. Saat ini sudah ada 28 pedagang yang bermitra dengan Bulog untuk menjual beras SPHP di pasar.

Kembalikan bila beras berkutu

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Agung Budiarto meminta penerima beras bantuan pangan untuk mengembalikan bila menemuinya dalam kondisi berkutu.

Petugasnya siap membantu untuk menukarkan beras berkutu ke Bulog diganti dengan yang baru.

“Kalau ada temuan beras berkutu kita komunikasi dengan Bulog dan pasti diganti. Apalagi Bulog sudah menjamin kualitas beras yang diterima warga. Dan tadi sudah dicek kondisi berasnya. Hasilnya kualitasnya bagus,” jelas Agung.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/12/183258178/harga-beras-di-madiun-melonjak-bulog-salurkan-1190-ton-bantuan-pangan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com