Andreas menyebut, anaknya itu mengaku kelelahan hingga demam usai menggunakan kostum komodo tersebut. Sebab, pakaian itu memiliki beban yang sangat berat dan harus dipakai selama pemotretan.
Lebih lanjut, Andreas sendiri tidak menekan agar Azriel menjadi seorang foto model profesional. Dia menyerahkan semua keinginan anaknya untuk bekerja dalam bidang apa pun ke depanya.
"Sekarang lagi suka basket, kalau model sudah ikut di Surabaya dan Jember. Tapi anaknya (Azriel) sendiri juga sempat bilang pengen jadi pengusaha, jadi terserah dia mau kerja apa," katanya.
Baca juga: Petugas RSUD dr Soewandhie Surabaya Mengaku Curi Limbah Medis karena Disarankan Oknum Wartawan
Sementara itu, Azriel Emeraldo Mukti Andima mengaku sempat kesulitan membawa kostum komodo. Karena sangat berat, pakaian tersebut harus dimasukan ke bagasi khusus saat berada di pesawat.
"Natcos itu lumayan berat, kurang lebih 16 kilogram. Waktu di bandara harus dibawa dengan bagasi khusus, karena volumenya besar," kata Azriel.
Azriel merasa bangga karena berhasil membawa pulang tiga piala kompetisi Teen Star International di Thailand. Sebab, menurutnya, peserta dari negeara lainnya juga memiliki pakaian yang unik.
"Luar biasa rasanya. Karena bisa menang Best Nactos padahal negara lain seperti Thailand juga punya Natcos yang bagus. Banyak pelajaran yang saya ambil," jelasnya.
"(Kesulitanya) lebih banyak tersenyum, lebih ramah, lebih sabar, dan bisa menyapa orang lebih dulu. Sampai sekarang saya juga masih komunikasi sama teman dari Nepal dan Srilangka," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang