SURABAYA, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya merespons aturan tak mewajibkan skripsi atau tugas akhir sebagai syarat kelulusan.
Aulia Thaariq Akbar, mahasiswa Ilmu Politik 2020, mengataka, kampusnya sudah menerapkan pilihan itu pada 2020 lalu, yakni dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
"Apabila lolos PKM, itu bisa dikonversikan sama bebas skripsi. Jadi enggak perlu skripsi, soalnya lolos PKM itu sudah bisa memenuhi," kata Atha, di Unair, Kamis (31/8/2023).
Baca juga: Rektor Unud: Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi Bakal Merasa Gamang
Namun, kata Atha, para mahasiswa diberi pilihan untuk tetap mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusan. Dia pun memilih hal tersebut karena sudah mempelajarinya sejak semester 6.
"Saya pilih skripsi saja, soalnya sudah nyicil sekitar bab 3-4. Saya juga diajarkan di semester kemarin mengerjakan proposal skripsi, terus menyusun skripsi, jadi ya nyaman skripsi," jelasnya.
Sementara itu, Alvina Damayanti, mahasiswa semester 5 jurusan Administrasi publik, mengatakan untuk saat ini lebih memilih skripsi daripada tugas akhir untuk menyelesaikan kuliahnya.
"Saya sempat baca, ada statement (Nadiem Makarim) bahwa itu (syarat skripsi atau tugas akhir) dikembalikan ke kampusnya lagi," kata Alvina.
Namun, Alvina menyarankan agar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) melakukan pengkajian sebelum akhirnya menerapkan suatu aturan di masyarakat.
"Kalaupun nantinya tidak ada skripsi dan adanya tugas akhir, seharusnya lebih dikaji lagi, tugas akhir yang seperti apa yang outputnya (hasilnya) setara dengan skripsi dalam pengimplementasian keilmuan," ucapnya.
Sedangkan, Nazwa Kayla Putri, mahasiswa angkatan 2023 jurusan Destinasi Wisata berharap agar pemerintah dan kampus menghapus skripsi serta menggantinya dengan tugas akhir.
"Kalau skripsi kepikiran, gimana nanti skripsinya, lebih ngerasa senang karena enggak ada skripsi. Semoga ke depanya memang enggak ada skripsi," kata Nazwa.
Nazwa pun mendapatkan informasi dari kakak tingkatnya tentang sulitnya menyusun skripsi. Oleh karena itu, menurut dia, mengerjakan tugas akhir dapat semakin menikmati perkuliahan.
"Buat aku yang maba (mahasiswa baru) sepertinya menyenangkan enggak harus mikirin skripsi. Jadi ya (perkuliahan) seberjalannya saja," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim membantah dirinya menghapus skripsi sebagai tugas akhir untuk kelulusan mahasiswa jenjang strata satu dan diploma 4 ( S-1/D4).
Hal tersebut disampaikan Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.