Ia mengatakan kepastian data final jumlah SDN yang kekurangan siswa tahun ini akan diketahui setelah pengisian data pokok pendidikan (dapodik) selesai.
Data itu akan diketahui setelah masa pengenalan lingkungan sekolah siswa baru SD dalam dua pekan. Total jumlah SD di Kabupaten Madiun terdapat 402 SD negeri dan tiga SD swasta.
Terhadap persoalan itu Zubaidah tidak akan menyalahkan sekolahnya. Namun kondisi itu menjadi evaluasi bagi dinas untuk memperbaiki kinerja dan program.
“Kami tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Tetapi yang harus ditekan adalah kinerja kita. Dan kedua untuk meningkatkan sekolah banyak hal yang tidak bisa dicukupi oleh sekolah sendiri,” jelas Zubaidah.
Ia menjelaskan SDN kekurangan siswa baru menjadi persoalan yang kompleks. Persoalan itu mulai dari banyaknya sekolah di satu desa hingga warga memilih menyekolahkan anaknya pada SD atau MI yang memiliki program pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.
“Saat ini masyarakat memiliki gaya hidup dimana ingin mencarikan sekolah yang terbaik untuk anaknya,” ungkap Zubaidah.
Menyoal penggabungan sekolah yang kekurangan murid untuk efektivitas anggaran operasional, Zubaidah menutur penggabungan sekolah menjadi langkah terakhir. Saat ini pihaknya masih berupaya melakukan terobosan berbagai program agar warga tidak enggan lagi menyekolahkan anak-anaknya di SDN terdekat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang