Pada tahun 2018, ketika tiga tahun setelah bapaknya meninggal, Anita bertekad bisa mencari uang sendiri.
Kemudian, Anita mengikuti acara menulis yang diketahuinya dari Facebook.
"Kebetulan saat itu saya punya akun FB. Di-FB itu, saya melihat ada sebuah event menulis. Tantangan menulis 100 puisi dalam 100 hari. Saya coba mengikutinya," katanya.
Anita lalu menulis buku antologi puisi dengan judul Jingga Rindu Berserakan. Dia memakai nama pena Anita FN Sunardi.
"Dan Alhamdulillah, dari event tersebut, saya menulis buku antologi puisi solo saya pertama, dengan judul, Jingga Rindu Berserakan. Disusul antologi puisi solo kedua berjudul, Bulir-bulir Berpuisi dangan penerbit yang sama," ungkapnya.
Beberapa waktu kemudian, Anita menerbitkan buku antologi puisi ketiga berjudul Serpihan Rasa dengan penerbit berbeda.
Pada tahun 2019, Anita menulis prosa, dan menjadikannya sebuah novel pertamanya berjudul Ketika Cinta Itu Kudamba. Kemudian, pada tahun 2020, Anita menulis novel keduanya berjudul Aura Lesta.
"Pada tahun 2020 itu juga, pihak penerbit memberi kesempatan saya untuk merevisi dan menerbitkan ulang novel Ketika Cinta Itu Kudamba dengan cover berbeda," katanya.
Baca juga: Manis Pahit Perjuangan Hidup Melinus dan Heri Puluhan Tahun Jadi Sopir Angkot di Jakarta
Anita terus menulis dan menerbitkan buku hingga tahun 2023. Total ada 15 buku yang telah diterbitkannya.
Menulis dengan hati, adalah pedoman yang dipegang oleh anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.
Anita ingin tetap terus menulis untuk memperkenalkan dunia disabilitas pada orang lain.
Menurutnya, tidak semua masyarakat umum tahu, apa itu difabel, bagaimana kehidupan keseharian para penyandang disabilitas, dan hal lainnya.
"Yang saya rasa tak jauh bahkan sama seperti masyarakat pada umumnya. Harapan saya, dengan membaca tulisan sederhana saya, masyarakat lebih mengerti dan memahami dunia difabel," katanya.
Anita mengatakan, kisah hidupnya membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sempat ingin bertemu dengan Anita.
"Saat itu saya dan dua orang teman difabel diundang ke Wisata Lembah Indah, mewakili LingSos (salah satu organisasi difabel di Malang). Dan di situ, kami berkesempatan bertemu Pak Sandiaga," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.