Salin Artikel

Kisah Anita, Sempat Diprediksi Usianya Hanya 25 Tahun, Kini Sukses Lahirkan 15 Buku

Kondisi tunadaksa dan menderita cerebral palsy, tidak menyurutkan langkah Anita untuk tetap berkreasi. Kini warga Karya Timur, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang, Jawa Timur tersebut telah menghasilkan 15 buku.

Anita bercerita bahwa dirinya sejak lahir tidak memiliki kondisi fisik yang sempurna seperti orang-orang pada umumnya.

Untuk berbicara pun, dia mengaku kesulitan dan terbata-bata.

"Untuk akhir-akhir ini, mungkin juga karena faktor usia, saya tidak kuat lagi berjalan jauh dan harus menggunakan kursi roda, kecuali kalau dipapah (dituntun)," kata Anita melalui keterangan tertulis pada Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

Diprediksi bertahan sampai 25 tahun

Anita mengungkapkan, dirinya dilahirkan dalam kondisi prematur saat berusia delapan bulan dalam kandungan.

Menginjak usia tiga bulan ke atas, terjadi kejanggalan dalam tumbuh kembang tubuhnya. Anita kecil tak kunjung bisa bicara dan berjalan.

Melihat kondisi itu, kedua orangtuanya mengupayakan pengobatan dan berharap Anita bisa tumbuh normal.

Kedua orangtuanya pernah membawa Anita berkonsultasi ke dokter spesialis anak, saraf dan tulang.

Namun saat itu, salah satu dokter sempat memprediksi Anita hanya bisa bertahan sampai usia 25 tahun saja.

"Tapi Alhamdulilah, saya bersyukur sekali, bahwa Allah SWT Maha Penyayang. Masih memberi waktu pada saya (hidup), sampai detik ini," kata wanita kelahiran Malang, 15 September 1977 itu.

Pengobatan alternatif dan terapi juga pernah dilakoni oleh Anita. Anita baru bisa berjalan secara mandiri di usia tujuh tahun.

Sejak usia 2,5 tahun, Anita mengenyam pendidikan di SLB/D YPAC Malang hingga tamat SMP.

"Sejak itu, baik di rumah dan di sekolah, orangtua selalu membiasakan saya mandiri, walau tidak sesempurna orang-orang pada umumnya," katanya.

Lahirkan 15 buku

Sedangkan karir kepenulisan Anita dimulai saat bersekolah di YPAC Malang. Saat itu, dia sudah suka menulis puisi.

Pada tahun 2018, ketika tiga tahun setelah bapaknya meninggal, Anita bertekad bisa mencari uang sendiri.

Kemudian, Anita mengikuti acara menulis yang diketahuinya dari Facebook.

"Kebetulan saat itu saya punya akun FB. Di-FB itu, saya melihat ada sebuah event menulis. Tantangan menulis 100 puisi dalam 100 hari. Saya coba mengikutinya," katanya.

Anita lalu menulis buku antologi puisi dengan judul Jingga Rindu Berserakan. Dia memakai nama pena Anita FN Sunardi.

"Dan Alhamdulillah, dari event tersebut, saya menulis buku antologi puisi solo saya pertama, dengan judul, Jingga Rindu Berserakan. Disusul antologi puisi solo kedua berjudul, Bulir-bulir Berpuisi dangan penerbit yang sama," ungkapnya.

Beberapa waktu kemudian, Anita menerbitkan buku antologi puisi ketiga berjudul Serpihan Rasa dengan penerbit berbeda. 

Pada tahun 2019, Anita menulis prosa, dan menjadikannya sebuah novel pertamanya berjudul Ketika Cinta Itu Kudamba. Kemudian, pada tahun 2020, Anita menulis novel keduanya berjudul Aura Lesta.

"Pada tahun 2020 itu juga, pihak penerbit memberi kesempatan saya untuk merevisi dan menerbitkan ulang novel Ketika Cinta Itu Kudamba dengan cover berbeda," katanya.

Anita terus menulis dan menerbitkan buku hingga tahun 2023. Total ada 15 buku yang telah diterbitkannya.

Perkenalkan dunia disabilitas

Menulis dengan hati, adalah pedoman yang dipegang oleh anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.

Anita ingin tetap terus menulis untuk memperkenalkan dunia disabilitas pada orang lain.

Menurutnya, tidak semua masyarakat umum tahu, apa itu difabel, bagaimana kehidupan keseharian para penyandang disabilitas, dan hal lainnya.

"Yang saya rasa tak jauh bahkan sama seperti masyarakat pada umumnya. Harapan saya, dengan membaca tulisan sederhana saya, masyarakat lebih mengerti dan memahami dunia difabel," katanya.

Anita mengatakan, kisah hidupnya membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sempat ingin bertemu dengan Anita.

"Saat itu saya dan dua orang teman difabel diundang ke Wisata Lembah Indah, mewakili LingSos (salah satu organisasi difabel di Malang). Dan di situ, kami berkesempatan bertemu Pak Sandiaga," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/06/135412178/kisah-anita-sempat-diprediksi-usianya-hanya-25-tahun-kini-sukses-lahirkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke