Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anita, Sempat Diprediksi Usianya Hanya 25 Tahun, Kini Sukses Lahirkan 15 Buku

Kompas.com - 06/07/2023, 13:54 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Keterbatasan tak membuat Syamsu Anita Fitrianingsih (45) menyerah. 

Kondisi tunadaksa dan menderita cerebral palsy, tidak menyurutkan langkah Anita untuk tetap berkreasi. Kini warga Karya Timur, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang, Jawa Timur tersebut telah menghasilkan 15 buku.

Baca juga: Kisah Theresia Ngutra, Dosen yang Relakan Gajinya untuk Dirikan Sekolah Gratis bagi Anak-anak Manokwari

Anita bercerita bahwa dirinya sejak lahir tidak memiliki kondisi fisik yang sempurna seperti orang-orang pada umumnya.

Untuk berbicara pun, dia mengaku kesulitan dan terbata-bata.

"Untuk akhir-akhir ini, mungkin juga karena faktor usia, saya tidak kuat lagi berjalan jauh dan harus menggunakan kursi roda, kecuali kalau dipapah (dituntun)," kata Anita melalui keterangan tertulis pada Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Kisah Usman, Guru di Pedalaman Flores Timur, Jalan Kaki 5 Kilometer Susuri Hutan untuk Mengajar

Diprediksi bertahan sampai 25 tahun

Anita mengungkapkan, dirinya dilahirkan dalam kondisi prematur saat berusia delapan bulan dalam kandungan.

Menginjak usia tiga bulan ke atas, terjadi kejanggalan dalam tumbuh kembang tubuhnya. Anita kecil tak kunjung bisa bicara dan berjalan.

Melihat kondisi itu, kedua orangtuanya mengupayakan pengobatan dan berharap Anita bisa tumbuh normal.

Kedua orangtuanya pernah membawa Anita berkonsultasi ke dokter spesialis anak, saraf dan tulang.

Namun saat itu, salah satu dokter sempat memprediksi Anita hanya bisa bertahan sampai usia 25 tahun saja.

"Tapi Alhamdulilah, saya bersyukur sekali, bahwa Allah SWT Maha Penyayang. Masih memberi waktu pada saya (hidup), sampai detik ini," kata wanita kelahiran Malang, 15 September 1977 itu.

Pengobatan alternatif dan terapi juga pernah dilakoni oleh Anita. Anita baru bisa berjalan secara mandiri di usia tujuh tahun.

Sejak usia 2,5 tahun, Anita mengenyam pendidikan di SLB/D YPAC Malang hingga tamat SMP.

"Sejak itu, baik di rumah dan di sekolah, orangtua selalu membiasakan saya mandiri, walau tidak sesempurna orang-orang pada umumnya," katanya.

Baca juga: Kisah Pilu Kakak Adik Usia 10 Bulan dan 10 Tahun di Nunukan, Jadi Obyek Kemarahan Ibu Pencandu Narkoba

Lahirkan 15 buku

Sedangkan karir kepenulisan Anita dimulai saat bersekolah di YPAC Malang. Saat itu, dia sudah suka menulis puisi.

Pada tahun 2018, ketika tiga tahun setelah bapaknya meninggal, Anita bertekad bisa mencari uang sendiri.

Kemudian, Anita mengikuti acara menulis yang diketahuinya dari Facebook.

"Kebetulan saat itu saya punya akun FB. Di-FB itu, saya melihat ada sebuah event menulis. Tantangan menulis 100 puisi dalam 100 hari. Saya coba mengikutinya," katanya.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Kisah Nenek Jaenab Dituduh Curi 20 Buah Kelapa | Kecelakaan Beruntun 8 Kendaraan di Bantul

Anita lalu menulis buku antologi puisi dengan judul Jingga Rindu Berserakan. Dia memakai nama pena Anita FN Sunardi.

"Dan Alhamdulillah, dari event tersebut, saya menulis buku antologi puisi solo saya pertama, dengan judul, Jingga Rindu Berserakan. Disusul antologi puisi solo kedua berjudul, Bulir-bulir Berpuisi dangan penerbit yang sama," ungkapnya.

Beberapa waktu kemudian, Anita menerbitkan buku antologi puisi ketiga berjudul Serpihan Rasa dengan penerbit berbeda. 

Pada tahun 2019, Anita menulis prosa, dan menjadikannya sebuah novel pertamanya berjudul Ketika Cinta Itu Kudamba. Kemudian, pada tahun 2020, Anita menulis novel keduanya berjudul Aura Lesta.

"Pada tahun 2020 itu juga, pihak penerbit memberi kesempatan saya untuk merevisi dan menerbitkan ulang novel Ketika Cinta Itu Kudamba dengan cover berbeda," katanya.

Baca juga: Manis Pahit Perjuangan Hidup Melinus dan Heri Puluhan Tahun Jadi Sopir Angkot di Jakarta

Anita terus menulis dan menerbitkan buku hingga tahun 2023. Total ada 15 buku yang telah diterbitkannya.

Perkenalkan dunia disabilitas

Menulis dengan hati, adalah pedoman yang dipegang oleh anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.

Anita ingin tetap terus menulis untuk memperkenalkan dunia disabilitas pada orang lain.

Menurutnya, tidak semua masyarakat umum tahu, apa itu difabel, bagaimana kehidupan keseharian para penyandang disabilitas, dan hal lainnya.

"Yang saya rasa tak jauh bahkan sama seperti masyarakat pada umumnya. Harapan saya, dengan membaca tulisan sederhana saya, masyarakat lebih mengerti dan memahami dunia difabel," katanya.

Anita mengatakan, kisah hidupnya membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sempat ingin bertemu dengan Anita.

"Saat itu saya dan dua orang teman difabel diundang ke Wisata Lembah Indah, mewakili LingSos (salah satu organisasi difabel di Malang). Dan di situ, kami berkesempatan bertemu Pak Sandiaga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Surabaya
Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa 'Rice Cooker' dan Rokok Berlebih

Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa "Rice Cooker" dan Rokok Berlebih

Surabaya
Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Surabaya
Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com