Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unair dan Jadi Peneliti Vaksin Inavac

Kompas.com - 28/06/2023, 06:18 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Prof. Gatot Soegiarto (63) dan Prof. Laksmi Wulandari (55) adalah pasangan suami istri yang dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Kamis (22/6/2023) lalu.

Prof. Gatot dan Prof. Laksmi sendiri bertemu ketika menempuh pendidikan dokter di FK Unair. Usia mereka terpaut delapan tahun karena Prof. Gatot lahir Februari 1960, sedangkan Prof Laksmi dilahirkan pada pertengahan Mei 1968.

Ketika keduanya bertemu, Prof. Laksmi baru saja menjadi mahasiswa baru, sedangkan Prof. Gatot sudah hampir lulus dan sudah mencapai tahap Dokter Muda.

Baca juga: Dosen Gizi Unair: Ini Dampak Kelebihan dan Kekurangan Makan Daging

Saling tertarik, akhirnya membawa mereka ke pelaminan ketika Prof. Laksmi masih berusia 20 tahun dan duduk di semester empat sedangkan Prof. Gatot sudah lulus dokter umum.

Beda usia yang cukup besar tidak menghalangi Prof. Laksmi berdiri sejajar dan berdiskusi tentang banyak hal dengan suaminya.

Baca juga: Cerita Nana, Lolos SNBT Unair di Usia 16 Tahun

Keduanya kerap terlibat dalam kegiatan bersama, baik ketika menjalankan tugas sebagai dokter maupun ketika melakukan liburan ke berbagai tempat di dalam maupun di luar negeri bersama-sama.

Vaksin Merah Putih

Kegiatan terakhir mereka kerjakan bersama rekan sejawat lainnya adalah uji klinis Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh para pakar di Unair. Mereka bergabung dengan peneliti lainnya untuk melakukan pengujian ke manusia.

"Saya sebagai co-investigator, Prof. Laksmi sebagai research coordinator, bersama beberapa sejawat lainnya," kata Prof. Gatot ketika dikonfirmasi, Selasa (27/6/2023).

Vaksin Merah Putih buatan Unair itu akhirnya dinyatakan bermanfaat, sehingga mendapatkan setifikat emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk subyek dewasa pada awal November 2022. Presiden Joko Widodo menamainya Inavac.

Saat ini, keduanya masih terlibat dalam uji klinis vaksin untuk kalangan remaja, yakni pada usia 12-18 tahun. Prof. Gatot berharap, denga pengujian itu dapat dibuktikan Inavac bisa disuntikan kepada seluruh kelompok umur.

"Inavac sudah terbukti bermanfaat dan aman untuk orang dewasa di atas 18 tahun. Sekarang kita akan melihat apakah vaksin tersebut juga akan memberikan perlindungan yang sama dan juga aman pada kelompok remaja," jelasnya.

Lebih lanjut, tentang pengukuhannya sebagai guru besar, Prof. Gatot dan Prof. Laksmi pun sepakat gelar tersebut bukanlah merupakan target yang ingin dicapai sejak awal.

Baca juga: Dosen Unair: Olahraga Lari Investasi Jangka Panjang

Menurut mereka, gelar itu merupakan bentuk penghargaan atau pengakuan atas hasil sepak terjang di bidang pendidikan mahasiswa FK, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dilakukan selama ini.

Diketahui, Prof. Gatot adalah staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair dan mengampu mata kuliah imunologi.

Sedangkan, Prof. Laksmi aktif sebagai staf pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di fakultas yang sama, mengampu mata kuliah kanker paru.

Selain itu, Prof. Laksmi juga sebagai ketua Clinical Research Unit (CRU), suatu lembaga yang memantau pelaksanaan penelitian dengan subyek manusia di RSUD dr. Soetomo, Surabaya.

Sempat terkendala administrasi

Prof. Gatot dan istrinya mengaku sempat mengalami beberapa kendala administratif selama pengurusan kenaikan pangkat sebagai guru besar.

Namun, Prof. Laksmi membantu semua kelengkapan dokumen sebagai syarat kenaikan pangkat tersebut. Akhirnya keduanya berhasil mendapatkan gelar sebagai guru besar Unair dalam waktu yang hamper bersamaan.

Prof. Gatot Soegiarto dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Imunologi Vaksin dan Alergi Imunologi, sedangkan Prof. Laksmi Wulandari sebagai guru besar dalam bidang ilmu Onkologi Paru.

Sementara itu, Prof. Laksmi mengatakan, diperlukan ketelatenan dan doa dalam mengurus serta melengkapi segala persyaratan. Dengan demikian, dia dan suami bisa mendapatkan gelar tertinggi dalam dunia pendidikan tersebut.

“Dengan izin Allah akhirnya saya dan suami bisa secara bersamaan dikukuhkan sebagai guru besar oleh Bapak Rektor Universitas Airlangga”, tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Honda Civic Berkecepatan Tinggi Tabrak Rumah di Kota Batu, Pengemudi Perempuan Tewas

Honda Civic Berkecepatan Tinggi Tabrak Rumah di Kota Batu, Pengemudi Perempuan Tewas

Surabaya
Pakar Unair Kritik RUU Penyiaran

Pakar Unair Kritik RUU Penyiaran

Surabaya
RSUD Bangil Beberkan Kronologi Pengangkatan Testis Pria di Pasuruan

RSUD Bangil Beberkan Kronologi Pengangkatan Testis Pria di Pasuruan

Surabaya
ASN Dinkes Tulungagung Ditangkap Saat Pesta Ekstasi di Tempat Karaoke Surabaya

ASN Dinkes Tulungagung Ditangkap Saat Pesta Ekstasi di Tempat Karaoke Surabaya

Surabaya
Kisah Nenek 100 Tahun Tukang Pijat Naik Haji, Menabung di Kresek Rp 20.000 Setiap Hari

Kisah Nenek 100 Tahun Tukang Pijat Naik Haji, Menabung di Kresek Rp 20.000 Setiap Hari

Surabaya
Polrestabes Surabaya Musnahkan 40 Kilogram Sabu dan 26.000 Pil Ekstasi Senilai Rp 66 Miliar

Polrestabes Surabaya Musnahkan 40 Kilogram Sabu dan 26.000 Pil Ekstasi Senilai Rp 66 Miliar

Surabaya
Wartawan di Lumajang Melakban Mulut Tolak RUU Penyiaran

Wartawan di Lumajang Melakban Mulut Tolak RUU Penyiaran

Surabaya
Demokrat Usung Trihandy Cahyo Saputro Jadi Cabup pada Pilkada Nganjuk 2024

Demokrat Usung Trihandy Cahyo Saputro Jadi Cabup pada Pilkada Nganjuk 2024

Surabaya
Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com