Salin Artikel

Kisah Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unair dan Jadi Peneliti Vaksin Inavac

SURABAYA, KOMPAS.com - Prof. Gatot Soegiarto (63) dan Prof. Laksmi Wulandari (55) adalah pasangan suami istri yang dikukuhkan secara bersamaan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Kamis (22/6/2023) lalu.

Prof. Gatot dan Prof. Laksmi sendiri bertemu ketika menempuh pendidikan dokter di FK Unair. Usia mereka terpaut delapan tahun karena Prof. Gatot lahir Februari 1960, sedangkan Prof Laksmi dilahirkan pada pertengahan Mei 1968.

Ketika keduanya bertemu, Prof. Laksmi baru saja menjadi mahasiswa baru, sedangkan Prof. Gatot sudah hampir lulus dan sudah mencapai tahap Dokter Muda.

Saling tertarik, akhirnya membawa mereka ke pelaminan ketika Prof. Laksmi masih berusia 20 tahun dan duduk di semester empat sedangkan Prof. Gatot sudah lulus dokter umum.

Beda usia yang cukup besar tidak menghalangi Prof. Laksmi berdiri sejajar dan berdiskusi tentang banyak hal dengan suaminya.

Keduanya kerap terlibat dalam kegiatan bersama, baik ketika menjalankan tugas sebagai dokter maupun ketika melakukan liburan ke berbagai tempat di dalam maupun di luar negeri bersama-sama.

Vaksin Merah Putih

Kegiatan terakhir mereka kerjakan bersama rekan sejawat lainnya adalah uji klinis Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh para pakar di Unair. Mereka bergabung dengan peneliti lainnya untuk melakukan pengujian ke manusia.

"Saya sebagai co-investigator, Prof. Laksmi sebagai research coordinator, bersama beberapa sejawat lainnya," kata Prof. Gatot ketika dikonfirmasi, Selasa (27/6/2023).

Vaksin Merah Putih buatan Unair itu akhirnya dinyatakan bermanfaat, sehingga mendapatkan setifikat emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk subyek dewasa pada awal November 2022. Presiden Joko Widodo menamainya Inavac.


Saat ini, keduanya masih terlibat dalam uji klinis vaksin untuk kalangan remaja, yakni pada usia 12-18 tahun. Prof. Gatot berharap, denga pengujian itu dapat dibuktikan Inavac bisa disuntikan kepada seluruh kelompok umur.

"Inavac sudah terbukti bermanfaat dan aman untuk orang dewasa di atas 18 tahun. Sekarang kita akan melihat apakah vaksin tersebut juga akan memberikan perlindungan yang sama dan juga aman pada kelompok remaja," jelasnya.

Lebih lanjut, tentang pengukuhannya sebagai guru besar, Prof. Gatot dan Prof. Laksmi pun sepakat gelar tersebut bukanlah merupakan target yang ingin dicapai sejak awal.

Menurut mereka, gelar itu merupakan bentuk penghargaan atau pengakuan atas hasil sepak terjang di bidang pendidikan mahasiswa FK, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dilakukan selama ini.

Diketahui, Prof. Gatot adalah staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair dan mengampu mata kuliah imunologi.

Sedangkan, Prof. Laksmi aktif sebagai staf pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di fakultas yang sama, mengampu mata kuliah kanker paru.

Selain itu, Prof. Laksmi juga sebagai ketua Clinical Research Unit (CRU), suatu lembaga yang memantau pelaksanaan penelitian dengan subyek manusia di RSUD dr. Soetomo, Surabaya.

Sempat terkendala administrasi

Prof. Gatot dan istrinya mengaku sempat mengalami beberapa kendala administratif selama pengurusan kenaikan pangkat sebagai guru besar.

Namun, Prof. Laksmi membantu semua kelengkapan dokumen sebagai syarat kenaikan pangkat tersebut. Akhirnya keduanya berhasil mendapatkan gelar sebagai guru besar Unair dalam waktu yang hamper bersamaan.


Prof. Gatot Soegiarto dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Imunologi Vaksin dan Alergi Imunologi, sedangkan Prof. Laksmi Wulandari sebagai guru besar dalam bidang ilmu Onkologi Paru.

Sementara itu, Prof. Laksmi mengatakan, diperlukan ketelatenan dan doa dalam mengurus serta melengkapi segala persyaratan. Dengan demikian, dia dan suami bisa mendapatkan gelar tertinggi dalam dunia pendidikan tersebut.

“Dengan izin Allah akhirnya saya dan suami bisa secara bersamaan dikukuhkan sebagai guru besar oleh Bapak Rektor Universitas Airlangga”, tutupnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/28/061825178/kisah-pasangan-suami-istri-dikukuhkan-jadi-guru-besar-unair-dan-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke