Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kabupaten Bojonegoro, Wilayah di Tepi Bengawan Solo yang Dulu Bernama Rajekwesi

Kompas.com - 07/06/2023, 18:05 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Dilansir dari Kompas.com, Perjanjian Jepara dilatarbelakangi pemberontakan Raden Trunojoyo yang menganggap pemerintah Mataram terlalu berpihak kepada VOC.

Perjanjian Jepara menyebutkan bahwa daerah-daerah pesisir utara Jawa, mulai Karawang sampai ujung timur, digadaikan VOC sebagai jaminan biaya perang menumpas Trunojoyo.

Di bawah VOC, status Bojonegoro sebagai kadipaten pun diubah menjadi kabupaten yang dipimpin oleh wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel (Mas Toemapel) yang juga merangkap sebagai Bupati I.

Mas Tumapel yang saat itu masih berkedudukan di Jipang mulai memerintah pada tanggal 20 Oktober 1677, yang diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro.

Di bawah pimpinan Mas Tumapel yang menjabat mulai tahun 1677 hingga 1705, wilayah ini mulai berkembang pesat.

pada tahun 1725, ketika Susuhunan Pakubuwono II naik tahta, Raden Tumenggung Hario Matahun I diperintahkan untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa Rajekwesi.

Lokasi Desa Rajekwesi sebagai ibu kota baru adalah sekitar 10 kilometer di selatan kota Bojonegoro saat ini, yang membuat nama Kabupaten Jipang berubah menjadi Kabupaten Rajekwesi.

Namun situasi berubah ketika wilayah ini resmi menjadi daerah jajahan Belanda.

Bojonegoro yang memiliki sumber daya alam melimpah yakni minyak, jati, tembakau, dan lahan yang subur menarik perhatian Belanda.

Kesuburan lahan itu disebabkan adanya Bengawan Solo, dan kecocokan lahan ditanami tanaman yang produktif dan diminati pasar Eropa saat itu, seperti jati dan tembakau.

Perubahan Nama Rajekwesi Menjadi Bojonegoro

Perubahan nama kemudian terjadi ketika rakyat Jipang dengan dipimpin Raden Tumenggung Sasradilaga dan Belanda saling memperebutkan kota Rajekwesi.

Saat itu muncul usulan dari Residen Rembang berupa dua nama pengganti Rajekwesi, yaitu Bojonegoro dan Rajekwinangun.

Pergantian nama Rajekwesi menjadi Bojonegoro kemudian terjadi pada tanggal 25 September 1828.

Nama Bojonegoro berasal dari istilah dalam bahasa Kawi yaitu Boojho yang artinya memberi makan, dan Negara (negoro) yang berarti tempat, pemerintahan.

Hal ini berarti bahwa nama Bojonegoro dapat bermakna sebagai kota tempat memberi makan.

Sebagai kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, maka nama Rajekwesi tetap dikenang di dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang.

Sumber:
bojonegorokab.go.idppid.bojonegorokab.go.id , dinasperpusarsip.bojonegorokab.go.id  
kompas.com (Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino, Editor : Widya Lestari Ningsih, Rachmawati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com