Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kades di Malang Didemo Warganya karena Tak Mau "Nyalon" Lagi untuk Periode Kedua

Kompas.com - 20/04/2023, 06:58 WIB
Imron Hakiki,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Video puluhan orang yang menggelar aksi di Balai Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, baru-baru ini viral di media sosial.

Dalam video itu, mereka bukan menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah desa setempat. Sebaliknya, mereka mendesak agar kepala desa petahana kembali ikut dalam pemilihan kepala desa (pilkades) pada 14 Mei 2023.

Aksi ini digelar lantaran Kades Kaliasri, Gaguk, disebut-sebut tidak mau lagi mencalonkan lagi dalam pilkades. Sementara warga setempat masih menginginkan Gaguk kembali menjabat sebagai Kades Kaliasri. 

Dalam video tersebut, Gaguk yang terharu melihat antusias warga akhirnya bersedia kembali mencalonkan diri sebagai Kades Kaliasri.

"Dengan mengucapkan Bismillah, saya siap untuk maju pada periode selanjutnya," demikian Gaguk mengatakan dalam video tersebut.

Baca juga: Kades dan Kadus Gugat Balik Jumirah, Sebut Pernyataannya Fitnah dan Menyudutkan Mereka

Salah satu warga Kaliasri, Heru mengatakan, aksi itu berlangsung pada 22 Februari 2023. Aksi itu merupakan kali kedua dilakukan. Sebelumnya dilakukan pada 13 Januari 2023.

"Aksi itu cara terakhir warga untuk membujuk Pak Gaguk agar mau mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Kaliasri," ungkapnya saat ditemui, Rabu (19/4/2023) malam.

Sebab, sebelumnya beberapa warga sudah meminta Gaguk secara langsung untuk mencalonkan sebagai kepala desa, namun ditolak oleh yang bersangkutan.

"Bahkan pada aksi yang pertama, 13 Januari lalu Pak Gaguk juga masih menolak, dengan dalih ingin berembuk dulu dengan keluarganya dan berjanji akan memberi jawaban satu bulan kemudian," tuturnya.

Namun, lanjut Heru setelah satu bulan berselang Gaguk tak kunjung memberikan jawaban. Hingga akhirnya warga kembali menginisiasi aksi demonstrasi.

"Baru pada 22 Februari itu dia akhirnya mau," ujarnya.

Heru menyebutkan, keinginan warga agar Gaguk kembali menjabat sebagai kepala desa untuk periode kedua, lantaran pada periode pertama kepemimpinannya banyak memberi perubahan pada Desa Kaliasri.

"Salah satu wujudnya adalah ketertiban administrasi di lingkukan pemerintah desa, perbaikan jalan, serta adanya pembangunan wisata desa bernama Bedengan," terangnya.

Heru menceritakan, wisata Bedengan sebelumnya adalah sungai biasa dan kumuh, yang berfungsi sebagai saluran irigasi pertanian warga. Di era pemerintahan Gaguk sejak 2017, sungai tersebut disulap sebagai wisata air untuk pemandian dan memancing.

"Yang membuat saya terkesan, dalam proses pembangunan itu Pak Gaguk juga turut serta bekerja bersama warga. Jadi tidak hanya menyuruh saja, tapi juga terjung langsung," jelasnya.

Fakta lain ditemukan bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Gaguk tidak pernah mengambil gajinya sebagai kepala desa. Gaji itu dikembalikan kepada desa untuk dikelola sebagai pembiayaan pembangunan desa.

Baca juga: Kades di Jember Ajak Ratusan Anak Yatim ke Mal untuk Belanja Baju Lebaran

Gaguk membenarkan hal itu. Ia bahkan mengaku tidak pernah tau pasti berapa nominal gajinya sebagai kepala desa.

"Alhamdulillah. Belum pernah tahu sampai sekarang," katanya saat ditemui dikediamannya, Rabu (19/4/2023).

Saat ditanya apa alasannya tidak mengambil gajinya sebagai kepala desa, Gaguk mengatakan bahwa sejak awal pihaknya sudah tidak mempunyai keinginan mengambil haknya tersebut.

Sebaliknya, dia lebih menginginkan agar gajinya bisa dimanfaatkan untuk membantu pendanaan desa dalam melayani masyarakat. Bahkan, hasil dari pemanfaatan lahan bengkok di desa tersebut seluas 12 hektar juga tidak dimanfaatkan sebagai kepentingan pribadinya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, diketahui gaji Gaguk sebagai Kepala Desa Kaliasri senilai Rp 5 juta, dengan rincian Rp 4 juta gaji pokok dan tunjangan senilai Rp 1 juta.

"Kalau untuk nafkah keluarga, Insyaallah saya masih mampu dari hasil usaha saya. Tidak perlu dari gaji," tegasnya.

Baca juga: Tangis Kades Jekek Nganjuk, 4 Warganya Tewas dalam Kecelakaan di Tol Boyolali

Gaguk adalah seorang pengusaha tebu sukses di desa setempat. Dia merintis usahanya sejak tahun 2006.

Tujuannya menjadi kepala desa pada tahun 2017 lalu sebenarnya untuk pengabdian kepada masyarakat. Kemudian, keinginan itu didorong oleh orang-orang terdekatnya.

"Awalnya saya meminta pendapat kepada teman-teman bagaimana caranya agar saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Alhasil mereka memberikan masukan untuk saya menjadi kepala desa," terangnya.

Dia sebenarnya sudah merasa cukup menjadi kepala desa selama satu periode. Namun, masyarakat berkeinginan lain.

"Nah, dalam periode ini saya merasa sudah cukup menjadi kepala desa, dan berpikir bahwa memberikan manfaat kepada orang lain tidak harus menjadi kepala desa. Namun, ternyata masyarakat berkeinginan lain," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Surabaya
Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Surabaya
Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Surabaya
Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Surabaya
Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Surabaya
Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Surabaya
2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

Surabaya
Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Surabaya
Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Surabaya
Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Surabaya
Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Surabaya
Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Surabaya
Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Surabaya
Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Surabaya
Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com