Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durian Arjuna yang Ditanam Keluarganya Jadi Favorit Gubernur Khofifah, Sulasmi Sebut Pohonnya Berusia 150 Tahun

Kompas.com, 13 Maret 2023, 10:25 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS. com – Demi durian arjuna, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi rumah Sulasmi (36) yang letaknya terpencil di kaki Gunung Lawu.

Warga Dukuh Melati Girimulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu bercerita, Gubernur Khofifah memang menyukai durian arjuna yang ditanam oleh keluarga Sulasmi. Khofifah berkunjung pada Sabtu (11/3/2023).

"Beliau paling suka dengan durian arjuna dari saya. Sudah beberapa tahun ini beliau selalu pesan durian dari saya," ujar Sulasmi, Minggu (12/3/2023).

Baca juga: Mundurnya Putra Khofifah Disebut Tak Ganggu Elektabilitas Demokrat

Pohon peninggalan kakek buyut

Menurut Sulasmi, durian arjuna tersebut berasal dari pohon durian milik keluarganya yang telah berusia lebih dari 150 tahun.

Pohon tersebut adalah peninggalan dari kakek buyut Sulasmi.

“Sejak kakek buyut, keluarga kami memang sudah jualan durian,” katanya.

Baca juga: Mengenal Durian Lato-lato, Durian Mini Asli Lereng Gunung Semeru

Sulasmi mengatakan, buah dari pohon durian keluarganya memiliki ukuran yang bisa mencapai 6 kilogram.

Warna buahnya kuning keemasan dan rasa daging buah yang memiliki perpaduan antara manis, gurih, hingga pahit.

Perpaduan rasa tersebut ternyata yang paling disukai oleh pembeli.

“Ini pembeli yang bilang ya, kalau durian arjuna ini memiliki rasa paling enak. Tahun 2014 silam durian arjuna menjadi juara 2 lomba durian,” ucapnya.

Baca juga: Dalam Waktu Satu Jam, 2.000 Durian di Kabupaten Semarang Ludes Terjual


Sulasmi mengatakan, awal mula Gubernur Khofifah kepincut dengan durian arjuna.

Mulanya salah satu warga Desa Girimulyo yang merupakan teman sekolah Gubernur Khofifah memesan durian arjuna yang dijual Sulasmi. Saat itu kemungkinan Khofifah turut mencicipi durian arjuna.

“Dari suka kemudian Bu Gubernur ingin melihat langsung pohon durian arjuna tersebut. Saya tidak mengundang, tapi ini keinginan dari Ibu Gubernur,” ujarnya.

Baca juga: Pedagang Durian Celeng di Batang Sudah Dibina dan Masih Bandel, Kasatpol PP: Malu Kalau Seperti Itu Terus

Berkutat dengan durian sejak kecil

Durian arjuna khas Ngawi, Jawa Timur. Durian arjuna khas Ngawi, Jawa Timur.

Sejak kecil, Sulasmi sudah menjadi tester buah durian dari pohon-pohon durian yang ada di desanya. 

Sulasmi bercerita, kakeknya merupakan penjual dan pemborong pohon durian milik warga.

Sampai saat ini dia tahu persis jumlah pohon durian dan bagiamana rasa buah durian dari pohon durian yang ada di desanya.

“Dulu saya sering diajak kakek untuk nungguin durian jatuh. Setiap ada buah durian yang jatuh pertama pasti saya yang disuruh merasakan seperti apa rasa buah durian yang pertama itu,” kenangnya.

Baca juga: Catat, Penyebab Bunga Durian Rontoh dan Cara Mengatasinya

Sulasmi mengaku ada puluhan jenis pohon durian yang tumbuh di desanya dengan berbagai rasa dan ukuran.

Antara lain durian madu, durian manis legit, durian ketan, durian semi montong, durian srikandi dan sejumlah durian lainnya.

“Durian di sini sekitar 600 pohon dan saya hafal semua jenis dan rasa durian yang ada di sini, setiap tahun rasanya juga seperti itu,” katanya.

Membuka restoran durian

Sulasmi kemudian membuka restoran durian di Desa Girimulyo dengan aneka sajian dari buah durian.

Dia mengklaim selain Gubernur Khofifah, Bupati Bojonegoro hingga Bupati Ngawi pernah mendatangi restoran durian miliknya.

Selain membeli langsung durian di restoran durian miliknya, sejumlah pembeli juga minta dikirim melalui jasa pengiriman.

“Saya menjaga kepercayaan pembeli, kalau saya bilang durian ini enak, saya jamin enak. Kalau ada yang bawa pulang sampai di rumah tidak enak bisa dikembalikan atau tidak usah bayar,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau