Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Member Robot Trading ATG Wahyu Kenzo Capai 25.000 Orang, Kerugian Rp 9 Triliun

Kompas.com - 08/03/2023, 16:55 WIB
Achmad Faizal,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Irjen Toni Hermanto menyebutkan, robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dioperasikan crazy rich Surabaya Wahyu Kenzo bermasalah.

Menurut dia, dugaan awal kerugian member ditaksir mencapai sekitar Rp 9 triliun.

"Hitungan awal, kerugian member mencapai Rp 9 triliun, karena member mencapai 25.000 lebih," katanya kepada wartawan di Mapolda Jatim, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: Crazy Rich Surabaya, Founder Robot Trading ATG Ditangkap

Bahkan, kata Toni, member robot trading ATG tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga berasal dari luar negeri, seperti Perancis dan Rusia.

"Membernya dalam dan luar negeri," terangnya.

Baca juga: Kasus Robot Trading ATG, Crazy Rich Asal Surabaya Ditetapkan sebagai Tersangka

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan, Polresta Malang Kota dan Polda Jatim membuka hotline pengaduan bagi warga yang merasa menjadi korban penipuan robot trading ATG di nomor 0811379020.

"Warga yang merasa dirugikan dengan robot trading ATG bisa melapor ke kami," jelasnya.

Wahyu Kenzo ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Malang Kota dalam kasus robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dioperasikannya.

"Yang bersangkutan WK kita tangkap pada Sabtu (4/3/2023), dan pada Minggu (5/3/2023) yang bersangkutan ditetapkan tersangka," kata Kapolresta Malang Kombes Budhi Hermanto di Mapolda Jatim, Rabu (8/3/2023).

Sebelumnya, penyidik Polresta Malang Kota melayangkan dua kali pemanggilan terhadap Wahyu Kenzo, tetapi crazy rich Surabaya itu tidak hadir.

"Kita panggil dua kali tapi tak hadir, akhirnya pada 4 Maret 2023 kita jemput paksa," jelasnya.

Wahyu Kenzo dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 115 jo Pasal 65 ayat (2) dan Pasal 106 jo Pasal 24 ayat (1) UU RI No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Pasal 45A jo Pasal 28 ayat 1 UU No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE, Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, dan Pasal 3 dan Pasal 4 UU RI No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.

Pemanggilan terhadap Wahyu Kenzo terkait laporan polisi nomor LP/B/447/IX/2022/SPKT/POLRESTA MALANG KOTA/POLDA JATIM tertanggal 22 September 2022.

Baca juga: Wahyu Kenzo, Crazy Rich Surabaya Founder Robot Trading ATG yang Ditangkap Polisi, Sponsor Persebaya dan Arema FC

Dari laporan tersebut, MY selaku pelapor, melaporkan Wahyu Kenzo setelah MY gagal menarik dana segar dari aplikasi robot trading yang dioperasikan Wahyu Kenzo.

"Korban hendak melakukan penarikan sebesar 25.000 dollar AS, namun gagal. Ditarik 2.000 dollar AS pun juga gagal. Bahkan, penarikan lebih kecil dari itu pun juga masih pending," jelasnya.

MY bergabung dengan robot trading Auto Trade Gold (ATG) pada November 2021. Dia membeli mesin robot dengan memberikan uang kepada pihak Wahyu Kenzo sebesar Rp 42 juta dan deposit lebih dari Rp 1 miliar.

Awalnya, korban menerima keuntungan seperti dijanjikan Wahyu Kenzo. Karena itu, pada Januari 2022, MY mentransfer kembali sebesar lebih dari Rp 4 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com