Tidak ada luka berat secara fisik dari tubuh korban, hanya luka ringan di kedua lututnya. Sebaliknya, ia diduga mengalami cidera dalam di bagian kepala.
"Kami selaku keluarga awalnya tidak tahu pasti penyebab kematian korban, hanya dikabari bahwa korban jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit kami semua terkejut karena telah menemui korban sudah meninggal dunia," ujarnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 22 Februari 2023: Pagi dan Malam Hujan Ringan
Saat kejadian, kereta odong-odong sedang berkeliling melewati rute di area Kecamatan Kepanjen dan Kanigoro. Semua penumpang adalah anak-anak.
"Nah, saat itu odong-odong itu sudah berkeliling dan hendak menuju pulang," terangnya.
Sementara saat naik odong-odong, korban sendirian, tidak ditemani oleh keluarganya.
"Saat itu ayahnya sedang bekerja, dan ibunya tengah mengandung adik korban. Sehingga tidak bisa ikut," tuturnya.
Saat peristiwa itu terjadi, korban baru pertama kali naik odong-odong. Sejak kecil, ia tidak pernah ikut, meskipun odong-odong selalu lewat di depan rumahnya paling tidak 2 sampai 3 kali dalam sepekan.
Orangtua korban selalu melarang lantaran tidak bisa memantau korban secara langsung, juga khawatir dengan keamanan kereta odong-odong.
"Sebenarnya orangtua ananda ini selalu melarang untuk naik odong-odong, dan korban selalu patuh. Namun, kemarin ibunya tidak tega karena selalu melarangnya, ketika ia merengek minta naik odong-odong. Akhirnya ibunya pun terpaksa mengizinkan," ujarnya.
Atas kejadian itu, keluarga mengikhlaskan kepergian korban dan menganggap kejadian itu sebagai musibah.
"Sopir odong-odong sudah bertemu dengan kami dan siap bertanggung jawab," jelasnya.
Namun, keluarga berharap ada evaluasi terkait keamanan odong-odong untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari.