Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Glipang: Sejarah, Gerakan, dan Musik Pengiring

Kompas.com - 22/02/2023, 21:40 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Tari Glipang merupakan tarian yang biasa dilakukan oleh masyarakat Probolinggo, Jawa Timur. Tarian ini kemudian menjadi tradisi.

Kesenian tari Glipang diwariskan secara turun-temurun.

Tari Glipang menjadi salah satu ikon Kabupaten Probolinggo.

Pertunjukan Tari Glipang selain menghibur juga terdapat unsur perjuangan di dalamnya.

Tari Glipang

Sejarah Tari Glipang

Dalam laman kebudayaan.kemendikbud.go.id disebutkan bahwa awalnya tari Glipang bukan sekedar tarian melainkan sebagai gambaran keberanian prajurit yang gagah berani untuk mengusir penjajah Belanda.

Ada semboyan khusus untuk menggambarkan keberanian tersebut, yakni katembheng poteh mata angok poteh tolang.

Artinya lebih baik mati daripada menanggung malu di tangan penjajah.

Perjalanan tari Glimbang bermula dari seniman Madura bernama Sardan yang hijrah ke Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo.

Baca juga: Tari Remo: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

 

Maksudnya adalah untuk mengembangakan tari Topeng. Karena di Madura, tari Topeng saling berebutan.

Rupanya, tari Topeng ditolak warga setempat, karena tarian tersebut menggunakan gamelan yang identik dengan aurat penarinya terbuka.

Sebab, masyarakat Probolinggo memiliki nilai religius yang tinggi.

Kemudian, Sardan berupaya menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat lokal. Sayangnya sebelum karya terwujud, dia meninggal dunia.

Keinginan untuk mewujudkan karya dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Seno.

Seno berkerja sebagai mandor tebu di Pabrik Gula Gending yang dikuasai Belanda.

Seno yang berjuluk Sari Truno memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan sering berkonflik dengan Belanda yang dikenal sewenang-wenang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com