"Kemungkinan apakah di situ saat sedang melihat (penyimpanan bubuk bahan petasan) ada yang sedang merokok. Sehingga terjadi efek ledakan. Karena jenis ledakannya low explosive, sehingga ketika terkena percikan mudah meledak," urai Argowiyono, Senin.
Saat ini, Argowiyono menambahkan, sisa bahan petasan di rumah Darman tengah diidentifikasi oleh Tim Labfor Polda Jatim.
"Untuk memastikan bahan baku petasan, kami menunggu hasil dari Tim Labfor," pungkasnya.
Sementara itu menurut keterangan warga setempat, tiga dari empat korban tewas diketahui sebagai perokok.
Baca juga: Kapolres Sebut Bubuk Petasan yang Sebabkan Ledakan di Blitar Diduga Lebih dari 20 Kg
Ledakan yang berasal dari rumah Darman yang menyebabkan puluhan rumah lainnya rusak, sempat dikira suara letusan Gunung Kelud oleh warga sekitar.
Saksi mata bernama Jumali, mengaku sampai terbangun dari tidurnya saat suara ledakan terdengar.
"Saya kira Gunung Kelud meletus. Sebab, setelah terdengar ledakan keras, dari atap rumah berjatuhan material," kata Jumali, Senin (20/2/2023).
Ketika kejadian, Jumali dan istrinya sedang tertidur lelap.
"Masih trauma. Kondisi genteng atap rumah saya rontok," katanya.
Warga lainnya, Reza Rendra Gautama juga mengaku masih trauma dengan peristiwa ledakan di dekat rumahnya.
Baca juga: 3 Korban Ledakan Bubuk Petasan di Blitar Dimakamkan Satu Liang Lahad
Reza bersama istri dan anaknya juga sedang tidur saat terjadi peristiwa ledakan.
"Setelah muncul suara ledakan keras, tiba-tiba ada material dari atap rumah yang berjatuhan. Saya kira terjadi gempa," ujarnya.
Yayuk, warga yang rumahnya berada di sebelah timur lokasi ledakan, mengatakan suara ledakan sangat keras.
Saat ledakan terjadi, ia bersama suami dan anaknya masih menonton televisi.
"Suaranya sangat keras. Setelah suara ledakan langsung muncul suara krotok-krotok ternyata material dari atap rumah berjatuhan. Alhamdulillah keluarga tidak ada yang terluka, tapi saya masih trauma," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.