Salin Artikel

Polisi Sebut Para Korban Ledakan di Blitar adalah Pembuat Petasan Saat Lebaran Tahun Lalu

Ada empat korban yang meninggal. Mereka ada Darman (65), pemilik rumah. Lalu, dua anak Darman, Deni Widodo (25) dan Arifin (28), serta keponakan Darman, Betrisa Neswa Roszi (17).

"Mereka masih satu keluarga, bapak, dua anak dan satu keponakan," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Senin (20/2/2023).

Argo mengatakan Darman dan keluarganya sempat membuat petasan menjelang bulan Ramadan tahun lalu.

Meski demikian, keluarga besar tak ada yang mengetahui hal tersebut.

"Informasi dari keluarganya, tahun lalu mereka juga sempat membuat seperti itu (petasan) pada saat menjelang puasa, tapi tidak diketahui keluarga," kata Argowiyono.

Saat ini, Argowiyono mengatakan pihaknya masih mendalami apakah Darman dan keluarganya meracik bahan petasan sendiri atau memperdagangkannya.

"Kami masih fokus olah TKP. Peristiwa ini menjadi atensi Kapolda untuk mencari sumber bahan petasan. Ini menjadi PR kepolisian," tandasnya.

Jasad Darman ditemukan masih utuh dan tertimpa reruntuhan bangunan rumah. Sementara itu, jasad tiga korban lainnya sudah tak utuh saat ditemukan.

Menurut Argowiyono, Darman diduga sedang berada di teras rumah saat ledakan terjadi.

"Satu korban yang kondisi tubuhnya utuh diduga berada di teras rumah saat terjadi ledakan. Sedang tiga korban lain yang tubuhnya ditemukan tidak utuh diduga berada di dalam rumah," terangnya.

AKBP Argowiyono mengatakan ledakan yang terjadi di Desa Ponggok, Kabupaten Blitar, diduga disebabkan oleh bahan petasan.

Tim Penjinak Bom dan Labfor Polda Jawa Timur menemukan sisa bahan baku petasan saat melakukan sterilisasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi ledakan, Senin (20/2/2023).

Selain itu, Tim Jibom juga menemukan tiga panci yang diduga menjadi tempat penyimpanan bahan petasan, juga puntung rokok.

Dari temuan tersebut, diduga ledakan tak sengaja terjadi saat ada korban merokok di dekat penyimpanan bahan petasan.

"Kemungkinan apakah di situ saat sedang melihat (penyimpanan bubuk bahan petasan) ada yang sedang merokok. Sehingga terjadi efek ledakan. Karena jenis ledakannya low explosive, sehingga ketika terkena percikan mudah meledak," urai Argowiyono, Senin.

Saat ini, Argowiyono menambahkan, sisa bahan petasan di rumah Darman tengah diidentifikasi oleh Tim Labfor Polda Jatim.

"Untuk memastikan bahan baku petasan, kami menunggu hasil dari Tim Labfor," pungkasnya.

Sementara itu menurut keterangan warga setempat, tiga dari empat korban tewas diketahui sebagai perokok.

Saksi mata bernama Jumali, mengaku sampai terbangun dari tidurnya saat suara ledakan terdengar.

"Saya kira Gunung Kelud meletus. Sebab, setelah terdengar ledakan keras, dari atap rumah berjatuhan material," kata Jumali, Senin (20/2/2023).

Ketika kejadian, Jumali dan istrinya sedang tertidur lelap.

"Masih trauma. Kondisi genteng atap rumah saya rontok," katanya.

Warga lainnya, Reza Rendra Gautama juga mengaku masih trauma dengan peristiwa ledakan di dekat rumahnya.

Reza bersama istri dan anaknya juga sedang tidur saat terjadi peristiwa ledakan.

"Setelah muncul suara ledakan keras, tiba-tiba ada material dari atap rumah yang berjatuhan. Saya kira terjadi gempa," ujarnya.

Yayuk, warga yang rumahnya berada di sebelah timur lokasi ledakan, mengatakan suara ledakan sangat keras.

Saat ledakan terjadi, ia bersama suami dan anaknya masih menonton televisi.

"Suaranya sangat keras. Setelah suara ledakan langsung muncul suara krotok-krotok ternyata material dari atap rumah berjatuhan. Alhamdulillah keluarga tidak ada yang terluka, tapi saya masih trauma," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/21/170100178/polisi-sebut-para-korban-ledakan-di-blitar-adalah-pembuat-petasan-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke