Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Cianjur Temukan Ibunya di Lumajang Setelah 4 Tahun Hilang Kontak

Kompas.com - 18/02/2023, 07:03 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Tetesan air mata mewarnai perjumpaan virtual antara ibu dan anak yang telah empat tahun terpisah dan tidak saling berkomunikasi.

Mereka adalah Mustafidah, warga Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, dan putranya yang bernama Zainul Mustofa, warga Kabupaten Cianjur.

Perpisahan keduanya dimulai saat Zainul Mustofa mencoba peruntungan dengan merantau ke Batam usai lulus dari bangku SMA pada 2016.

Saat itu, Zainul ingin mengikuti jejak sang ibu yang dulu sempat bekerja di Batam. Namun, setahun sebelum Zainul berangkat, Mustafidah bertemu dengan seorang pria asal Lumajang bernama Harianto, dan memutuskan menikah.

Usai menikah, Mustafidah dan suaminya memilih pulang ke Lumajang dan mengarungi bahtera rumah tangga barunya di Kota Pisang.

Mulanya, komunikasi ibu dan anak ini berjalan baik. Bahkan, Zainul sempat membelikan ponsel baru untuk sang ibu agar komunikasi mereka lancar.

"Awal saya merantau di Batam itu 2016 masih lancar sempat saya belikan handphone biar enak komunikasinya," kata Zainul melalui sambungan telepon, Jumat (17/2/2023).

Namun, beberapa bulan kemudian, menurut Zainul, komunikasinya mulai terhambat. Beberapa kali dia menelpon ibunya, ayah tiri Zainul seakan menghalangi komunikasi keduanya.

Baca juga: Cerita Warga Lumajang Hentikan Mobil Terbakar yang Melaju Tanpa Sopir: Kita Pakai Apa Aja, Bangku sampai Cor-coran

Alasannya pun beragam. Mulai dari sang ibu sedang tidur saat ditelepon, sedang di luar, hingga tidak punya kuota.

"Saya itu kayak dihalang-halangi buat telepon ibu kandung saya sendiri lo. Setiap saya mau telepon alasannya tidur, bilangnya gak ada kuota, banyak lah alasannya," cerita Zainul.

Komunikasi ibu dan anak ini akhirnya benar-benar terputus pada 2019. Zainul tidak bisa lagi menghubungi nomor ibunya yang sudah tidak aktif lagi.

Khawatir dengan kondisi sang ibu, Zainul berusaha bertanya kepada sanak saudara ibunya untuk mencari tahu. Namun, tidak seorang pun yang mengetahui kabar dari Mustafidah.

"2019 mulai hilang kontak. Nomornya gak aktif nyari nanya-nanya sama saudara gak ada yang tahu," ucapnya.

Cobaan yang menimpa Zainul bertambah saat terkena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19 pada 2020. Ia pun terpaksa pulang ke Cianjur.

"2020 kena PHK, saya pulang ke Cianjur dan terus nyari ibu saya. Saya sampai cari ke grup Facebook yang ada di Lumajang tapi tidak ketemu," ujarnya.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com