Salin Artikel

Cerita Warga Cianjur Temukan Ibunya di Lumajang Setelah 4 Tahun Hilang Kontak

Mereka adalah Mustafidah, warga Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, dan putranya yang bernama Zainul Mustofa, warga Kabupaten Cianjur.

Perpisahan keduanya dimulai saat Zainul Mustofa mencoba peruntungan dengan merantau ke Batam usai lulus dari bangku SMA pada 2016.

Saat itu, Zainul ingin mengikuti jejak sang ibu yang dulu sempat bekerja di Batam. Namun, setahun sebelum Zainul berangkat, Mustafidah bertemu dengan seorang pria asal Lumajang bernama Harianto, dan memutuskan menikah.

Usai menikah, Mustafidah dan suaminya memilih pulang ke Lumajang dan mengarungi bahtera rumah tangga barunya di Kota Pisang.

Mulanya, komunikasi ibu dan anak ini berjalan baik. Bahkan, Zainul sempat membelikan ponsel baru untuk sang ibu agar komunikasi mereka lancar.

"Awal saya merantau di Batam itu 2016 masih lancar sempat saya belikan handphone biar enak komunikasinya," kata Zainul melalui sambungan telepon, Jumat (17/2/2023).

Namun, beberapa bulan kemudian, menurut Zainul, komunikasinya mulai terhambat. Beberapa kali dia menelpon ibunya, ayah tiri Zainul seakan menghalangi komunikasi keduanya.

Alasannya pun beragam. Mulai dari sang ibu sedang tidur saat ditelepon, sedang di luar, hingga tidak punya kuota.

"Saya itu kayak dihalang-halangi buat telepon ibu kandung saya sendiri lo. Setiap saya mau telepon alasannya tidur, bilangnya gak ada kuota, banyak lah alasannya," cerita Zainul.

Komunikasi ibu dan anak ini akhirnya benar-benar terputus pada 2019. Zainul tidak bisa lagi menghubungi nomor ibunya yang sudah tidak aktif lagi.

Khawatir dengan kondisi sang ibu, Zainul berusaha bertanya kepada sanak saudara ibunya untuk mencari tahu. Namun, tidak seorang pun yang mengetahui kabar dari Mustafidah.

"2019 mulai hilang kontak. Nomornya gak aktif nyari nanya-nanya sama saudara gak ada yang tahu," ucapnya.

Cobaan yang menimpa Zainul bertambah saat terkena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19 pada 2020. Ia pun terpaksa pulang ke Cianjur.

"2020 kena PHK, saya pulang ke Cianjur dan terus nyari ibu saya. Saya sampai cari ke grup Facebook yang ada di Lumajang tapi tidak ketemu," ujarnya.

Zainul sempat mengira ibunya menjadi salah satu korban amukan awan panas guguran (APG) Gunung Semeru.

Pasalnya, sang ibu pernah mengabarkan tinggal di Kecamatan Senduro, salah satu wilayah yang terletak di lereng Gunung Semeru.

"Ya saya bingung cari ke sana ke mari, saya sempat mengira kalau ibu saya itu kena erupsi," ungkapnya.

Upaya mencari keberadaan sang ibu terus dilakukan Zainul tanpa lelah. Hingga, Zainul menemukan postingan di salah satu grup Facebook Lumajang yang mencantumkan nomor telepon Kapolres Lumajang dalam program Lapor ke Cak Kapolres.

Tanpa pikir panjang, Zainul langsung menghubungi nomor tersebut dan melaporkan permasalahan yang dihadapinya kepada Kapolres Lumajang.

Tidak sampai satu jam setelah melapor, keberadaan Mustafidah pun akhirnya diketahui. Zainul dan Mustafidah pun kembali dipertemukan setelah empat tahun hilang kontak, Rabu (15/2/2023).

Tangis keduanya pun pecah saat mereka difasilitasi telepon oleh polisi untuk saling melepas rindu.

"Saya inisiatif nyari akun resmi Polres Lumajang, kok ada nomor teleponnya Kapolres langsung saya coba hubungi dan alhamdulillah ketemu dalam keadaan sehat ibu saya," ungkapnya.

Dalam percakapan singkatnya, keduanya saling mengungkapkan kekhawatirannya selama ini.

"Ibu khawatir banget ya karena cianjur juga kena gempa, ibu taunya posisi saya masih di Batam, begitu tahu saya di Cianjur tambah kaget ibu, katanya ponselnya ibu itu rusak makanya gak bisa dihubungi," ceritanya.

Zainul mengeluhkan permintaannya kepada sang ibu untuk mengirimkan kontak tetangga terdekat Mustafidah agar bisa menghubunginya lagi belum juga dipenuhi.

Ia berharap, bisa segera bertemu dengan sang ibu. Namun, kondisi ekonominya yang belum stabil membuatnya belum bisa berangkat ke Lumajang untuk bertemu dengan Mustafidah.

"Harapannya ya pengen banget ketemu sama ibu walaupun cuma sebentar, tapi kondisi saya sekarang masih seperti ini, saya itu dari kecil sudah gak ketemu sama ibu, pengen banget lihat ibu secara langsung. Sebagai anak juga belum bisa membalas jasanya tapi saya pengen banget ketemu," harapnya.


Tak lupa, Zainul juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran Polres Lumajang yang telah membantu menemukan sang ibu meski dirinya bukan warga Lumajang.

Mustafidah kaget

Terpisah, Mustafidah mengaku kaget saat rumahnya didatangi polisi dan memberitahu jika ada orang Cianjur yang mencarinya.

Setelah diberitahu identitas orang yang mencarinya, tangis bahagia pun langsung menetes di pipi. Ia tak habis pikir bisa bertemu lagi dengan sang buah hati yang terpisah.

"Awalnya sempat bingung waktu pak polisi bilang ada orang dari Cianjur yang mencari saya. Tapi, pas KTP nya ditunjukkan, saya langsung seneng ternyata anak saya," terang Mustafidah.

Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang mengaku senang program Lapor ke Cak Kapolres bisa membantu masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan polisi.

"Alhamdulillah kita bisa bantu warga Cianjur yang kehilangan ibunya bertahun-tahun. Manfaat dari Lapor ke Cak Kapolres bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat sampai yang berada di luar Lumajang," kata Boy Jeckson.

"Saya berharap ke depan masyarakat tidak perlu bingung lagi jika ada masalah apa pun, mau tanya apa saja bisa langsung saja wa ke nomor 085933800900, pesan anda langsung masuk ke handphone saya dan saya pastikan paling lama 10 menit langsung ada tindak lanjut," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/18/070318578/cerita-warga-cianjur-temukan-ibunya-di-lumajang-setelah-4-tahun-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke