Nenek Fatimah bersyukur sedang berada di luar saat rumah itu ambruk. Tembok yang roboh itu sangat dekat dengan kamar yang biasa digunakan beristirahat.
Waktu itu, sang nenek tengah melangsungkan shalat asar berjemaah di mushala yang berada di depan rumahnya.
Betapa kagetnya sang nenek saat tetangganya menjemput dirinya ke mushala dan mengabarkan bahwa rumahnya roboh.
Masih dengan mukena yang melekat di tubuhnya, nenek itu bergegas pulang sambil membayangkan kondisi rumahnya.
Tiba di depan pintu rumah, nenek Fatimah tak kuasa menahan air mata membasahi pipinya.
Baca juga: Sopir Truk Pasir Ugal-ugalan di Jalan Raya Lumajang, Ternyata Tidak Punya SIM
"Kaget, ya nangis juga. Sampai kemarin ada yang bilang suruh kunci rumah langsung saya kunci karena bingung, padahal rumahnya sudah roboh," ceritanya.
Kabar tentang nasib yang menimpa sang nenek rupanya cepat menyebar ke mana-mana. Senin (13/2/2023) siang, Pemerintah Kabupaten Lumajang datang membawa program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).
Rumah sang nenek akan diperbaiki dengan dana yang berasal dari Baznas senilai Rp 20 juta.
Untuk sementara, Nenek Fatimah menumpang tinggal di rumah keponakannya sampai rumahnya selesai diperbaiki.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang