Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobilnya Ditabrak Singa Taman Safari Prigen, Febrian: Panik, Tegang tapi Tak Kapok

Kompas.com, 13 Februari 2023, 14:40 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Febrian Permana, warga asal Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menceritakan pengalaman mobilnya diseruduk singa dewasa Taman Safari II Jatim di Prigen, Pasuruan.

Kepada Kompas.com, Febrian menceritakan detik-detik saat dua singa yang berkelahi menabrak mobilnya pada 22 Januari 2023 tersebut.

Menurutnya peristiwa itu terjadi sangat tiba-tiba hingga membuat semua penumpang di dalam mobilnya panik.

Baca juga: Viral, Video Singa Tabrak Mobil Pengunjung Taman Safari Prigen Pasuruan, Pengelola Enggan Komentar

"Saat itu kami sempat panik dan tegang. Namanya juga singa sebesar itu, dua lagi. Tapi setelah keluar dari kawasan Taman Safari," ungkapnya melalui pesan singkat, Senin (13/2/2023).

Kendaraan tak bisa bergerak

Febrian menyebutkan, ada enam orang di dalam mobilnya. Yakni ia sendiri sebagai pengemudi, istri, mertua, kakak iparnya.

Kemudian anaknya yang masih berusia 4 tahun, dan keponakannya yang berusia 5 tahun.

Febrian dan keluarga mulanya sedang berkeliling melihat aktivitas binatang yang ada di Taman Safari II dengan menggunakan mobilnya.

Baca juga: Soal Singa Tabrak Mobil di Taman Safari Prigen, Pengelola Ungkap Alasan 2 Satwa Berkelahi

"Kebetulan saat itu yang merekam istri saya. Awalnya melihat singa yang sedang berkelahi. Saat itu sempat dilerai sama keepernya, namun kembali bertarung dan lari ke arah mobil saya," tuturnya.

Febrian mengatakan, kendaraan tidak bisa berpindah saat itu.

"Kebetulan kondisi kendaraan sedang padat. Sehingga ketika menyadari ada dua ekor singa yang berkejar-kejaran, mobilnya tidak bisa bergerak, baik ke belakang maupun ke depan. Ya sudah diam saja. Pasrah gitu," tuturnya.

Dua singa yang berkejaran tiba-tiba membentur bagian mobilnya. Guncangan terasa kuat hingga orang-orang yang berada di dalam mobil berteriak.

Mobil rusak

Akibat serudukan singa tersebut, mobil Febrian mengalami kerusakan ringan, yakni pada pilar belakang kiri, lampu sein kiri belakang,dan bagasi pintu bagasi.

"Kalau untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian onderdil, diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp 1,5 juta," tuturnya.

Baca juga: Taman Safari Prigen: Harga Tiket, Jam Buka, dan Wahana Terbaru 

Saat ini, asuransi ganti rugi kerusakan mobil itu sudah diproses oleh pihak manajemen Taman Safari II Jatim.

"Sudah diproses asuransinya. Tempo hari saya ditelepon oleh pihak Taman Safari II Jatim," tuturnya.

Meski tabrakan singa itu merupakan pengalaman yang menegangkan bagi Febrian dan keluarganya, mereka mengaku tidak kapok.

Sebab, meskipun sempat tegang saat singa menabrak mobilnya, mereka kemudian merasa bahwa hal itu adalah pengalaman unik.

Baca juga: [POPULER OTOMOTIF] Mobil Ditabrak Singa di Taman Safari, Korban Enggan Berdamai dengan Singa | Sopir Bus Ugal-ugalan Dihukum Push Up Oleh Anggota TNI

"Tidak kapok main ke sana. Seru kok. Kalau ingat saya kadang senyum-senyum sendiri. Tapi kayaknya kalau ke sana lagi nanti pakai bis aja," kata dia.

Penjelasan taman safari

Sebelumnya, Taman Safari II Jatim mengatakan bahwa kedua singa yang menabrak mobil tersebut bernama singa jantan bernama Debo dan Frans.

Saat itu mereka sedang berkelahi untuk menunjukkan kejantanan 'alpha male' di antara mereka selama perkawinan.

Hal itu adalah kebiasaan alami (natural behavior) dari singa di alam liar. Tujuannya yakni saling menunjukkan kekuatan ketika masuk siklus siap kawin.

Baca juga: UMK atau UMR Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan 2023

"Dalam kelompok mereka terdapat 8 ekor betina (Gendis, Garnis, Vivi, Fina, Pikanin, Mafuta, Feneli, dan Felisha), yang salah satunya telah memasuki masa kawin (siklus berahi)," ungkap Education Manager Taman Safari II Jatim dan Baobab Safari Resort, Eko Windarto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan dalam kelompok singa (Pride), bisa ada lebih dari satu ekor pejantan. Namun, hanya ada satu jantan dominan (alpha).

Sehingga saat ada betina yang memasuki masa kawin, maka singa-singa pejantan akan menunjukkan siapa yang lebih kuat di antara mereka.

"Debo si jantan dominan mengusir Frans. Debo beranggapan Frans ingin mengajak bertarung dan ingin merebut betina yang ada dalam pride. Dengan spontan, Debo mengusir singa tersebut, hingga terjadilah perkelahian dan kejar mengejar," terangnya.

Baca juga: Santri di Pasuruan yang Bakar Juniornya Dituntut 5 Tahun Penjara

Karena kalah, Frans pun mundur dari kejaran Debo dan berlari ke arah tempat yang lebih aman, yaitu di arah seberang mereka. Di saat bersamaan, terdapat antrean kendaraan di lokasi.

Sehingga terjadilah singa Frans menabrak sebuah mobil berwarna merah.

"Ranger (keeper singa) sempat mencoba untuk melerai perkelahian tersebut. Namun, kedua singa itu justru lari dan menabrak mobil tersebut," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau