Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Teguh Tetris, Sulap Limbah Kertas Jadi Lukisan Mahal di Jombang

Kompas.com - 27/01/2023, 05:00 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Sejumlah lukisan tertata rapi di sebuah ruangan berukuran sekitar 2x3 meter. 

Di antara karya-karya yang berderet, terdapat lukisan wajah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari, wajah Gus Dur dan Shinta Nuriyah dalam satu bingkai, serta lukisan tokoh-tokoh cerita pewayangan.

Lukisan lain menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita legenda hingga panorama alam.

Baca juga: Warga Jombang Tangkap Ular Sanca Sepanjang 4 Meter di Sebuah Rumah Kosong

Lukisan-lukisan tersebut ialah karya dari Teguh Tetris (43), warga Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Siapa sangka, sejumlah lukisan dihasilkan dari pemanfaatan limbah kertas.

Lukisan yang dihasilkan dari pemanfaatan dan pengolahan limbah kertas, antara lain lukisan tokoh pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari, lukisan Gus Dur dan istrinya, serta lukisan tokoh dalam cerita Wayang Topeng Jatiduwur.

Baca juga: Sosok Bu Tin, ART yang Dicari WN Amerika Serikat hingga ke Pelosok Kampung di Jombang

Tetris menuturkan, proses melukis dengan memanfaatkan olahan limbah kertas, diawali proses penghancuran kertas dengan pemberian air dan mengolahnya menjadi bubur kertas.

Dengan tambahan lem secukupnya, bubur kertas tersebut kemudian ditempelkan ke kanvas sesuai dengan sketsa yang telah ditorehkan.

“Bubur kertas menjadi dasar lukisan, ditempel sesuai dengan sketsa. Sketsanya dibuat dulu, baru ditempeli bubur kertas,” kata Tetris saat ditemui Kompas.com, di rumahnya, Kamis (26/1/2023).

Dia menjelaskan, untuk menghasilkan karya berkualitas, diperlukan perpaduan bahan yang yang baik.

Pemberian warna sebagai proses penyempurnaan juga memerlukan waktu karena harus menunggu bubur kertas mengering.

“Untuk pemberian warna, saya menggunakan cat akrilik. Melukisnya memang perlu waktu, harus nunggu kering dulu, baru diberi warna,” tutur Tetris.

Baca juga: Sejarah Tari Remo, Tari Penyambut Tamu Asal Jombang

Sejak 1998

Teguh Tetris, pelukis asal Jombang, Jawa Timur, menunjukkan lukisan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kertas.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Teguh Tetris, pelukis asal Jombang, Jawa Timur, menunjukkan lukisan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kertas.

Bakat Tetris sebagai pelukis terasah sejak kecil. Pria lulusan SMA itu tak memiliki kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi karena kondisi ekonomi yang terbatas.

Berbekal bakat alami, Tetris belajar melukis secara otodidak. Dia sempat mengabaikan bakatnya dengan bekerja sebagai sales di dealer motor.

Pada 1997, Tetris memutuskan menggeluti profesi sebagai pelukis. Kala itu, bapak dua anak tersebut melukis di atas kanvas dengan pensil maupun cat.

Baca juga: Jaksa yang Cabuli Anak Laki-laki di Jombang Dituntut 10 Tahun Penjara

Suatu hari, Tetris mengamati banyak kertas buku pelajaran sekolah yang saat itu berakhir dibakar atau terbuang sia-sia.

Kemudian terbersit dalam pikiran Tetris untuk memanfaatkan kertas-kertas tersebut sebagai bahan dari karyanya.

Percobaan demi percobaan dia lakukan, hingga akhirnya Tetris yakin jika limbah kertas yang telah diolah bisa menghasilkan karya lukis yang unik dan berkualitas.

Baca juga: Jaksa yang Cabuli Anak Laki-laki di Jombang Dituntut 10 Tahun Penjara

Teguh Tetris, pelukis asal Jombang, Jawa Timur, menunjukkan lukisan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kertas.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Teguh Tetris, pelukis asal Jombang, Jawa Timur, menunjukkan lukisan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kertas.

Sejak 1998, Tetris mulai serius memanfaatkan limbah kertas untuk melukis.

Setelah memastikan lukisannya layak dinikmati publik, dia pun mulai berani memamerkan karyanya di beberapa tempat dalam beragam acara.

“Mulai melukis sejak tahun 1997, kalau melukis dari bubur kertas sejak 1998. Ide awalnya karena melihat banyaknya bekas buku pelajaran, pikirnya waktu itu eman-eman (sayang) kalau hanya dibakar atau dijual kiloan,” ujar Tetris.

Baca juga: Misteri Penemuan Mayat Pria dengan Posisi Duduk dan Telanjang di Hutan Wonosalam Jombang, Ada Luka Memar di Dada dan Kepala

Hingga saat ini, Tetris masih melukis dengan menggunakan limbah kertas. 

Diakui Tetris, pesanan lukisan dari limbah kertas memang tidak cukup banyak jika dibandingkan dengan permintaan melukis dengan pensil maupun cat.

“Setiap bulan ada dua sampai tiga pesanan lukisan dari limbah kertas. Peminatnya memang enggak banyak, tetapi setiap bulan ada (pesanan),” ujar Tetris.

Dia mengungkapkan, untuk lukisan dari limbah kertas, dia memberlakukan tarif bervariasi.

Untuk satu bingkai lukisan dengan ukuran 40x60 sentimeter, biasanya dijual dengan harga Rp 800.000 hingga Rp 1 juta.

Variasi harga, lanjut Tetris, juga tergantung pada tingkat kerumitan lukisan maupun tingkat kesulitan dalam melukis. 

Dia menambahkan, pendapatannya sebagai pelukis mengalami penurunan drastis sejak pandemi Covid-19.

Pendapatannya kini rata-rata Rp 5 juta per bulan. Sedangkan sebelum pandemi pria tersebut bisa mencapai Rp 25 juta per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Surabaya
Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Surabaya
Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Surabaya
Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Surabaya
6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com