MALANG, KOMPAS.com- Sudah tiga bulan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang berlalu.
Tragedi itu mengubah hidup Hari Prasetyo (56) serta kedua cucunya yang masih balita, Yusril (3,5) dan Defan (1,5).
Anak Hari, Radina Astrida Lutfiasari (21) menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Baca juga: Cerita Keluarga Korban Kanjuruhan, Masih Belum Kuat Beritahu Cucu bahwa Ibunya Sudah Meninggal
Sepeninggal putrinya, Hari mengambil alih pengasuhan dua cucunya yang masih balita.
Sedangkan menantunya atau ayah dari dua balita itu masih menjalani hukuman karena kasus pidana.
Menurut Hari, semasa hidup putrinya Radina adalah tulang punggung keluarga.
Hingga kini, Hari masih merasa berat untuk memberitahukan pada cucu-cucunya bahwa sang ibu telah tiada.
Baca juga: Perkara Kanjuruhan Segera Disidangkan di PN Surabaya
Setiap hari, dia pun harus menerima pertanyaan dari sang bocah, di mana ibunya berada.
"Hampir setiap hari, biasanya kalau malam, mereka masih tanya, 'Mama di mana?' saya bilang mamamu masih bekerja," kata Hari saat ditemui, Selasa (3/1/2023).
Hari khawatir cucu-cucunya merasa frustasi. Hampir setiap hari kedua cucunya menangis mencari ibu mereka.
"Tidur paling cepat itu jam 12 malam, pernah enggak tidur. Kemudian (cucu) sering ngomong sendiri, ya kita harus sering ajak omong, diajak main," katanya.
Hari mengalami kondisi yang tak mudah. Dia selalu memikirkan bagaimana masa depan dua cucunya.
Tak hanya meminta jaminan kesehatan, Hari ingin ada pendampingan psikologis bagi cucu-cucunya.
Hari dan sejumlah keluarga korban Tragedi Kanjuruhan pun mendatang DPRD Kota Malang pada Selasa (3/1/2023) untuk menyampaikan keluh kesah.
Baca juga: Aremania Kecewa Usai Kapolri Sebut Tragedi Kanjuruhan Tak Penuhi Unsur Pembunuhan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.