MALANG, KOMPAS.com - Para penyintas dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan mendatangi Gedung DPRD Kota Malang pada Selasa (3/1/2023). Mereka menyampaikan keluh kesah terkait penanganan kasus Kanjuruhan.
Salah satu keluarga korban, Hari Prasetyo (56), mengungkapkan, anaknya yang bernama Radina Astrida Lufitasari (21) menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Radina meninggalkan dua anak atau Cucu Hari bernama Yusril (3,5) dan Defan (1,5).
Hari mengaku kerap bingung untuk menjelaskan kepada kedua cucunya soal keberadaan ibundanya.
Dia dengan terpaksa memutuskan untuk belum memberitahu kepada kedua cucunya bahwa ibunya sudah meninggal.
Baca juga: Aremania Kecewa Usai Kapolri Sebut Tragedi Kanjuruhan Tak Penuhi Unsur Pembunuhan
Hal itu dilakukan demi menjaga perasaan kedua cucunya. Hingga kini, Hari mengaku kepada cucunya bahwa ibunya masih bekerja.
Yusril dan Defan, kata Hari, hampir setiap hari menangis dan mencari keberadaan ibunya. Bahkan, karena tak ada ibunya, sering kali kedua bocah itu enggan makan.
Yusril pun pernah beberapa kali mengurung diri di kamar dengan kondisi emosi yang tidak stabil saat diajak berkomunikasi.
Sebagai kakek, Hari tegar mengurus Yusril dan Defan karena menantunya atau ayah dari cucu-cucunya itu masih menjalani hukuman pidana.
"Hampir setiap hari, biasanya kalau malam mereka masih tanya, 'Mama di mana?', saya bilang kalau mamamu masih bekerja. Tidur paling cepat itu jam 12 malam, pernah enggak tidur. Kemudian sering ngomong sendiri, ya kita harus sering ajak ngomong, diajak main," kata Hari pada Selasa (3/1/2023).
Kepada para anggota DPRD Kota Malang, Hari menuntut adanya jaminan kesejahteraan untuk masa depan cucunya.
Sebab, mendiang Radina semasa hidupnya merupakan tulang punggung bagi kedua cucunya itu. Selain itu, dia juga meminta adanya pendampingan psikologis untuk cucu-cucunya itu.
"Untuk masalah keadilan, pemerintah yang tahu. Karena kita rakyat, kita juga sampaikan ke DPRD bahwa kami menuntut kesejahteraan bagi anak-anak korban sampai mereka dewasa. Agar mereka tidak trauma, juga butuh pendampingan psikologis," katanya.
Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengaku telah mendengar keluhan dari penyintas dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan untuk menuntut keadilan.
Tuntutan lainnya, yakni terkait kesejahteraan terhadap keluarga korban seperti anak-anak yang ditinggal oleh tulang punggung keluarganya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.