Sehingga mengindikasikan adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia, melintasi ekuator.
"Dampaknya, hal itu dapat meningkatkan potensi curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Barat Indonesia, termasuk wilayah Jawa Timur," jelasnya.
Di sisi lain, masih aktifnya La Nina dengan intensitas lemah, MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang atmosfer Kelvin, pola konvergensi atau pertemuan massa udara, serta kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang masih hangat, mengakibatkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens," jelasnya.
Baca juga: Puluhan Rumah di Pesisir Semarang Rusak Diterjang Gelombang Tinggi, 10 Keluarga Mengungsi
Hal itu juga mempengaruhi pada ketinggian gelombang di beberapa wilayah perairan Jawa Timur juga perlu diwaspadai. Sebab ketinggian gelombang sudah masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi. Yakni 2,5-6,0 meter.
"Wilayah perairan Jawa Timur yang perlu menjadi perhatian yaitu laut dikawasan Masalembo, Kabupaten Sumenep, laut Bawean, perairan utara Madura, perairan kepulauan Sapudi, perairan Tuban-Lamongan, perairan Kepulauan Kangean, perairan selatan Jawa Timur, dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.