Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Semeru Turun dari Awas ke Siaga

Kompas.com - 09/12/2022, 14:14 WIB
Miftahul Huda,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurunkan status Gunung Api Semeru dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III), Jumat (9/12/2022) pukul 12.00 WIB.

Sebelumnya, Semeru berstatus Awas setelah mengalami erupsi pada 4 Desember 2022.

"Setelah kita evaluasi tingkat aktivitas Gunung Semeru setelah erupsi ini menunjukkan penurunan maka mulai hari ini pukul 12.00 WIB statusnya diturunkan dari Awas (level IV) ke Siaga (level III)," ungkap Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (9/12/2022).

Evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus dilakukan oleh petugas pos pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur.

Baca juga: Diduga Korupsi Dana Desa Rp 500 Juta, Kades di Lumajang Ditahan

Hasilnya, setelah erupsi terjadi, secara pengamatan visual masih terjadi aktivitas letusan yang membentuk tumpukan atau lidah lava.

Saat cuaca cerah, teramati asap kawah berwarna putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis hingga sedang muncul setinggi 500 meter di atas puncak.

Luncuran APG juga masih terjadi dengan jarak luncur maksimal enam kilometer ke arah tenggara.

Baca juga: Pengungsi Erupsi Semeru Mulai Terserang Penyakit

 

Pada malam hari, guguran lava pijar juga bisa diamati langsung. Jaraknya antara 300 – 500 meter ke arah tenggara.

Secara kegempaan, seismograf merekam masih ada gempa vulkanik dalam maupun dangkal.

Gempa APG juga terekam sebanyak empat kali usai erupsi. Namun, durasi dan jarak luncurnya menurun.

Pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar.

"Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km," kata Hendra.

Setelah erupsi, aktivitas vulkanik Gunung Semeru hingga saat ini sudah menunjukkan penurunan.

"Potensi ancaman bahaya Gunung Semeru saat ini adalah banjir lahar. Karena, material hasil erupsi dan APG tercampur dengan hujan tinggi akan langsung mengalir ke bawah. Utamanya di sungai yang berhulu ke puncak (Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya)," jelas Hendra.

PVMBG menambahkan, ditinjau dari karakteristik erupsi Gunung Semeru, potensi ancaman bahaya, dan hasil pemantauan visual dan kegempaan, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru dapat diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Tak Terdampak Abu Vulkanik Semeru, Penerbangan di Bandara Banyuwangi Berjalan Normal

"Tingkat aktivitas Semeru ini akan ditinjau kembali jika terdapat gempa-gempa vulkanik dan deformasi yang berkaitan dengan proses supply magma ke permukaan (Gempa Low Frequency, Tremor, Tiltmeter dan GPS) dalam kecenderungan yang signifikan," imbuhnya.

Meski statusnya sudah turun, PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 kilometer dari puncak.

"Di luar jarak itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas di sungai maupun sempadan sungai pada jarak 500 meter di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terjadi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com