Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Pesta Miras, Cucu di Banyuwangi Mengamuk dan Bakar Rumah Kakeknya

Kompas.com, 8 Desember 2022, 13:18 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Gigih Sindu Prayogo (25), pemuda asal Dusun Krajan, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, terpaksa digelandang ke kantor polisi.

Cucu dari Sukimin (70) dan Musripah (60) itu dibawa ke Polsek Srono karena diduga telah membakar rumah kakeknya sendiri pada Rabu (7/12/2022) malam.

Parahnya, tindakan itu dia lakukan saat sedang mabuk minuman keras. Pelaku diduga membakar perabotan hingga kemudian merembet ke seluruh isi rumah.

"Keterangan yang kami terima begitu," kata Sekretaris Desa Bagorejo, Muhammad Lutfi, kepada Kompas.com, Kamis (8/12/2022).

Baca juga: Tak Terdampak Abu Vulkanik Semeru, Penerbangan di Bandara Banyuwangi Berjalan Normal

Menurut informasi, sikap tak pantas yang ditunjukkan pelaku kepada kakeknya itu sudah seringkali dilakukan.

"Sebenarnya warga sudah tahu keseharian pelaku. Tapi karena posisinya ewuh pakewuh (serba canggung) jadi dibiarkan karena kakeknya selalu membela," ujar Lutfi.

Baca juga: Uang Rp 22 Juta di Dalam Mobil Boks di Banyuwangi Hilang Dicuri, Aksi Pelaku Terekam CCTV

Lutfi mengatakan, Gigih memang keseharianya tinggal bersama kakek dan neneknya. Sebab kedua orangtuanya sudah lama bercerai.

"Ibunya di luar negeri. Jadi tinggal bareng sama kakek dan neneknya," ungkap Lutfi.

Lutfi menyebut, berdasarkan keterangan warga, kejadian itu bermula saat pelaku pulang ke rumah sekitar pukul 17.30 WIB atau jelang waktu maghrib.

Pelaku yang tengah terpengaruh alkohol itu tiba-tiba memarahi kakek Sukimin dan membanting barang-barang yang berada di dalam rumah.

Kakeknya yang takut dengan sikap sang cucu, langsung keluar rumah.

"Bahkan, warga sekitar sempat mendengar suara seperti perabot jatuh, piring pecah dan suara benturan benda. Karena saat itu warga sedang pengajian," ujar Lutfi.

Selang 30 menit, dari dalam rumah Sukimin muncul kobaran api. Api dengan cepat melumat seluruh isi rumah.

Warga yang mengetahui itu langsung gotong royong berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.

Warga juga meminta bantuan dengan menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Bagorejo.

Api baru benar-benar padam sekitar pukul 20.10 WIB setelah empat unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.

Kapolsek Srono AKP Junaidi mengatakan, sekira pukul 10.00 WIB, pelaku sempat pesta miras bersama teman-temannya di depan rumah korban.

Baca juga: Pamit Bersihkan Perahu, Nelayan di Banyuwangi Ditemukan Tewas

Melihat itu, kakek Sukimin merasa takut, karena pernah menegur namun diancam akan dibunuh.

Sukimin bersama istri lalu mengungsi ke rumah saudaranya di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono.

"Pelaku ini mempunyai permasalahan dengan kedua orangtuanya," ujar Junaidi.

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,2 di Jember, Terasa hingga Banyuwangi

Kuat dugaan, pelaku dendam, hingga kemudian sekira pukul 18.15 WIB dia langsung membakar rumah milik kakek dan neneknya itu.

"Pelaku membakar kursi yang terbuat dari kayu dan busa serta kasur dengan menggunakan korek api," ujarnya.

Beruntung, dalam peristiwa kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya saja kerugian material ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

"Kerugian material kurang lebih Rp 85 juta," tutur Junaidi.

Dari hasil olah TKP, ditemukan satu botol plastik bekas arak, satu botol anggur kolesom dan sebuah kursi yang sebagian terbakar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau