Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Kericuhan Mupimnas PMII di Tulungagung, Cak Imin dan Wamenag Sempat Dievakuasi, 75 Mahasiswa Diamankan

Kompas.com, 21 November 2022, 18:14 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Sederet peristiwa kericuhan mewarnai Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Tulungagung, Jawa Timur.

Ricuh mulanya pecah saat acara pembukaan pada Kamis (17/11/2022).

Tak berhenti di situ, kericuhan kembali terjadi pada Minggu (20/11/2022) hingga Senin (21/11/2022) dini hari.

Baca juga: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Saluran Irigasi di Tulungagung, Ada Honda Verza Dekat Korban

Cak Imin hingga Wamenag dievakuasi

Kericuhan pertama terjadi saat acara pembukaan Muspimnas PMII yang dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Kamis (17/11/2022) malam.

Acara tersebut dilangsungkan di Universitas Negeri Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur.

Saat Wakil Menteri Agama akan membacakan sambutan dari Presiden Joko Widodo, tiba-tiba peserta di bagian utara tenda berteriak. Kemudian terjadi aksi saling lempar kursi.

Baca juga: 1 Warga Tulungagung Meninggal karena Leptospirosis, Ini Gejalanya

Sejumlah peserta yang berada di sekitar lokasi keributan langsung berhamburan mengamankan diri. Beberapa pejabat termasuk Muhaimin Iskandar ikut dievakuasi oleh panita ke tempat aman.

“Alumni serta pejabat yang hadir kita evakuasi ke tempat aman," terang Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto, Senin (21/11/2022).

Baca juga: 6 Orang Tertimpa Reruntuhan Saat Longsor Terjang Tulungagung, Evakuasi Berlangsung Dramatis

Tidak hanya di dalam gedung kegiatan, keadaan sempat kembali memanas di luar ruangan Mupimnas. Massa berupaya mengadang rombongan ketua pengurus besar PMII dan Muhaimin Iskandar.

Peserta PMII yang terlibat keributan terjadi aksi saling dorong. Hingga akhirnya, sejumlah peserta diamankan oleh polisi.

Ketika aksi dorong berlangsung, beberapa di antaranya berteriak mengancam akan mengacaukan kegiatan tersebut.

“Mereka mau mengadang, dan sempat terjadi aksi saling dorong sama petugas,” tutur AKBP Eko Hartanto.

Baca juga: Polisi Terdakwa Kasus Narkoba Tulungagung Mengaku Dapat Pasokan dari Oknum TNI, Kasat: Dia Berhak Sebut Siapa Saja, tapi...

Keributan tersebut akhirnya bisa diredam oleh aparat kepolisian dan TNI.

Pembukaan Muspimnas dilanjutkan dengan sambutan Muhaimin Iskandar dan kegiatan seremonial.

Baca juga: 1 Warga Tulungagung Meninggal karena Leptospirosis, Ini Gejalanya

Kericuhan berlanjut

Kericuhan kembali terjadi pada Minggu (20/11/2022) hingga Senin (21/11/2022) dini hari usai sidang pleno Muspimnas PMII sekitar pukul 22.00 WIB.

Terjadi kontak fisik antarpeserta. Akibatnya sejumlah fasilitas di lokasi Muspimnas PMII, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengalami kerusakan.

Meja dan kursi berserakan hingga sejumlah kaca kampus pecah. Tidak hanya itu beberapa orang juga mengalami luka. 

75 orang diamankan

Eko menjelaskan, setelah keributan terjadi, puluhan aktivis yang ada di dalam gedung dikepung ribuan massa mahasiswa lain yang berada di luar gedung.

Ribuan massa yang terdiri dari warga sekitar serta pihak pengamanan internal kampus, bersiaga di luar gedung kawasan kampus.

“Mereka bermaksud menyerbu kelompok yang di dalam gedung,” terang AKBP Eko Hartanto.

Untuk menghindari bentrok yang lebih besar, aparat kepolisian dan TNI melakukan penyekatan, dan mengurai massa.

Baca juga: Diduga Terseret Arus Saat Berenang, Bocah Asal Tulungagung Tenggelam di Sungai

Selanjutnya polisi mengevakuasi dan mengamankan puluhan mahasiswa dari dalam gedung, dan dibawa ke Polres Tulungagung.

Sebagian besar, yang dievakuasi polisi merupakan peserta Muspimnas dari wilayah Indonesia Timur.

Saat melakukan proses evakuasi, polisi menyita sebilah senjata tajam jenis badik. Hingga Senin (21/11/2022) siang, sebanyak 75 mahasiswa masih diamankan di Mapolres Tulungagung. 

“Saat dilakukan penggeledahan, kami sita sebilah badik,” terang AKBP Eko.

Baca juga: Diduga Terseret Arus Saat Berenang, Bocah Asal Tulungagung Tenggelam di Sungai

Konflik internal

Kapolres menjelaskan, kericuhan ini terjadi lantaran persoalan internal.

“Ini sebenarnya konflik internal mereka (PMII),” terang Kapolres Tulungagung.

Menurut dia, keributan terjadi saat sejumlah anggota PMII dari wilayah Indonesia Timur, ingin bertemu ketua umum pengurus besar PMII, terkait persoalan internal.

Di antaranya adalah fasilitas peserta yang diberikan oleh penyelenggara dinilai tidak layak.

Baca juga: Detik-detik 5 Warga Tulungagung Dihantam Longsor Susulan Saat Kerja Bakti, Ada yang Tewas Terjatuh ke Jurang

“Mereka ingin bertemu dengan PB PMII tapi belum ada kesempatan," kata dia.

Sementara itu, pihak panitia lokal Muspimnas PMII menjelaskan, kericuhan yang terjadi lantaran adanya beberapa peserta ilegal, dari cabang Wilayah Indonesia Timur.

“Kami sudah berkordinasi dengan pihak keamanan dari TNI-Polri,” terang salah satu panitia lokal, Utri Suciati.

Panitia juga menjelaskan, mereka sudah berupaya menyediakan fasilitas yang layak.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau