Salin Artikel

Duduk Perkara Kericuhan Mupimnas PMII di Tulungagung, Cak Imin dan Wamenag Sempat Dievakuasi, 75 Mahasiswa Diamankan

Ricuh mulanya pecah saat acara pembukaan pada Kamis (17/11/2022).

Tak berhenti di situ, kericuhan kembali terjadi pada Minggu (20/11/2022) hingga Senin (21/11/2022) dini hari.

Cak Imin hingga Wamenag dievakuasi

Kericuhan pertama terjadi saat acara pembukaan Muspimnas PMII yang dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Kamis (17/11/2022) malam.

Acara tersebut dilangsungkan di Universitas Negeri Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur.

Saat Wakil Menteri Agama akan membacakan sambutan dari Presiden Joko Widodo, tiba-tiba peserta di bagian utara tenda berteriak. Kemudian terjadi aksi saling lempar kursi.

Sejumlah peserta yang berada di sekitar lokasi keributan langsung berhamburan mengamankan diri. Beberapa pejabat termasuk Muhaimin Iskandar ikut dievakuasi oleh panita ke tempat aman.

“Alumni serta pejabat yang hadir kita evakuasi ke tempat aman," terang Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto, Senin (21/11/2022).


Tidak hanya di dalam gedung kegiatan, keadaan sempat kembali memanas di luar ruangan Mupimnas. Massa berupaya mengadang rombongan ketua pengurus besar PMII dan Muhaimin Iskandar.

Peserta PMII yang terlibat keributan terjadi aksi saling dorong. Hingga akhirnya, sejumlah peserta diamankan oleh polisi.

Ketika aksi dorong berlangsung, beberapa di antaranya berteriak mengancam akan mengacaukan kegiatan tersebut.

“Mereka mau mengadang, dan sempat terjadi aksi saling dorong sama petugas,” tutur AKBP Eko Hartanto.

Keributan tersebut akhirnya bisa diredam oleh aparat kepolisian dan TNI.

Pembukaan Muspimnas dilanjutkan dengan sambutan Muhaimin Iskandar dan kegiatan seremonial.

Kericuhan berlanjut

Kericuhan kembali terjadi pada Minggu (20/11/2022) hingga Senin (21/11/2022) dini hari usai sidang pleno Muspimnas PMII sekitar pukul 22.00 WIB.

Terjadi kontak fisik antarpeserta. Akibatnya sejumlah fasilitas di lokasi Muspimnas PMII, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengalami kerusakan.

Meja dan kursi berserakan hingga sejumlah kaca kampus pecah. Tidak hanya itu beberapa orang juga mengalami luka. 


 

75 orang diamankan

Eko menjelaskan, setelah keributan terjadi, puluhan aktivis yang ada di dalam gedung dikepung ribuan massa mahasiswa lain yang berada di luar gedung.

Ribuan massa yang terdiri dari warga sekitar serta pihak pengamanan internal kampus, bersiaga di luar gedung kawasan kampus.

“Mereka bermaksud menyerbu kelompok yang di dalam gedung,” terang AKBP Eko Hartanto.

Untuk menghindari bentrok yang lebih besar, aparat kepolisian dan TNI melakukan penyekatan, dan mengurai massa.

Selanjutnya polisi mengevakuasi dan mengamankan puluhan mahasiswa dari dalam gedung, dan dibawa ke Polres Tulungagung.

Sebagian besar, yang dievakuasi polisi merupakan peserta Muspimnas dari wilayah Indonesia Timur.

Saat melakukan proses evakuasi, polisi menyita sebilah senjata tajam jenis badik. Hingga Senin (21/11/2022) siang, sebanyak 75 mahasiswa masih diamankan di Mapolres Tulungagung. 

“Saat dilakukan penggeledahan, kami sita sebilah badik,” terang AKBP Eko.

Konflik internal

Kapolres menjelaskan, kericuhan ini terjadi lantaran persoalan internal.

“Ini sebenarnya konflik internal mereka (PMII),” terang Kapolres Tulungagung.

Menurut dia, keributan terjadi saat sejumlah anggota PMII dari wilayah Indonesia Timur, ingin bertemu ketua umum pengurus besar PMII, terkait persoalan internal.

Di antaranya adalah fasilitas peserta yang diberikan oleh penyelenggara dinilai tidak layak.

“Mereka ingin bertemu dengan PB PMII tapi belum ada kesempatan," kata dia.

Sementara itu, pihak panitia lokal Muspimnas PMII menjelaskan, kericuhan yang terjadi lantaran adanya beberapa peserta ilegal, dari cabang Wilayah Indonesia Timur.

“Kami sudah berkordinasi dengan pihak keamanan dari TNI-Polri,” terang salah satu panitia lokal, Utri Suciati.

Panitia juga menjelaskan, mereka sudah berupaya menyediakan fasilitas yang layak.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/11/21/181450478/duduk-perkara-kericuhan-mupimnas-pmii-di-tulungagung-cak-imin-dan-wamenag

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com