3 Daerah dengan Kasus Covid-19 Subvarian Baru Terbanyak: Bali, Surabaya, dan Jakarta

SURABAYA, KOMPAS.com- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kasus Covid-19 mulai mengalami lonjakan, seiring masuknya subvarian baru.

Budi mengatakan, ada tiga kota besar dengan kasus terbanyak, termasuk kasus subvarian baru.

"Kasus paling banyak ditemukan di Bali, Surabaya, Jakarta. Gelombangnya sudah mulai naik. Jadi dijaga dari sekarang," kata Menkes di Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (9/11/2022), seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Menkes Sebut 1.300 Orang Meninggal karena Covid-19 sejak Oktober, 80 Persen Belum Vaksin Booster

24.000 pasien, 1.300 meninggal

Menkes menyebutkan, ada 1.300 orang meninggal dunia karena Covid-19, sejak Oktober 2022. Separuh dari jumlah tersebut adalah warga yang belum divaksin.

"Yang meninggal dari 1.300 itu, 50 persen belum vaksin dan 80 persen belum booster," kata dia.

Sedangkan saat ini ada 24.000 pasien Covid-19 yang menjalani perawatan. Dari jumlah itu, 10.000 pasien atau sekitar separuhnya dalam kondisi berat.

"Itu untuk yang berat saya kaget, 40 persen belum vaksin atau 70 persen belum booster," imbuh dia.

Baca juga: Pelajar Dibebaskan dari PR, Wali Kota Surabaya Minta Orangtua Ikut Bentuk Karakter Siswa

Penularan sangat cepat

Menkes mengakui adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Peningkatan disebabkan lantaran munculnya subvarian baru.

"Jadi memang sekarang kasusnya naik disebabkan varian baru ada tiga, BA2.75, XBB dan BQ1. Yang banyak di Indonesia adalah BQ1, banyak di Eropa dan Amerika dan XBB ada di Singapura," katanya.

Ciri-ciri subvarian baru yakni penularannya sangat cepat sehingga menyebabkan lonjakan kasus.

"Orang sudah divaksin, sudah kena, cepat juga tertular. Dan masuk RS (rumah sakitnya) juga sedikit di atas BA2.75 bulan Agustus kemarin," kata dia.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 8 November 2022 : Siang Hujan Ringan, Malam Cerah Berawan

Imbauan untuk warga

Budi mengajak warga melakukan vaksinasi booster.

"Yang belum vaksin cepat vaksin. Kalau punya orangtua belum vaksin paksa vaksin, belum booster paksa booster," katanya.

Menurutnya, vaksinasi dan booster bisa mengurangi risiko orang tertular, masuk RS, atau meninggal dunia karena Covid-19.

"Jadi saran saya, tetap pakai masker, karena kasusnya lagi naik cepat sekarang dan yang belum divaksin harus segera booster," kata dia.

Sumber: Antara