MALANG, KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang menyisakan dampak psikologis kepada keluarga korban dan penonton yang selamat dari peristiwa itu.
Pakar psikologi forensik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dr Fathul Lubabin Nuqul merekomendasikan beberapa hal untuk memulihkan dampak traumatik berkepanjangan kepada keluarga korban maupun penonton yang selamat.
Salah satunya adalah proses hukum yang bisa memuaskan para keluarga korban dan penonton selamat dalam tragedi tersebut.
"Penetapan hukum yang memuaskan korban dan keluarga korban itu penting untuk menghilangkan traumatik berkepanjangan. Justru apabila misalnya ada salah satu pihak yang dianggap terlibat dalam tragedi itu, tapi luput dari proses hukum akan berdampak negatif pada korban dan keluarga korban," ungkapnya melalui sambungan telepon, Selasa (1/11/2022).
Salah satu risiko dampak negatif tragedi itu, kata Lubab, membuat keluarga korban dan penonton yang selamat membenci pihak atau institusi yang dianggap bertanggung jawab atas insiden itu.
"Bisa saja korban akan membenci segala hal yang berkaitan dengan salah satu institusi yang dianggap memicu tragedi itu, atau bahkan membenci pertandingan sepak bola," tuturnya.
Di samping itu, lanjut Lubab, pendampingan psikologis bagi para korban juga perlu terus dilakukan, agar efek traumatik bisa berangsur-angsur hilang.
"Trauma healing untuk memberikan kesadaran dan keikhlasan atas tragedi ini juga harus terus dilakukan. Supaya traumatik korban berangsur-angsur hilang," ujarnya.
Lubab menjelaskan, efek traumatik seperti dalam tragedi Kanjuruhan itu bisa berkepanjangan dan bisa mengganggu kehidupan para korban.
"Salah satu dampaknya misalnya akan membuat korban tidak fokus dalam melakukan segala hal. Bahkan bisa saja membuat mereka mengalami stres," jelasnya.
Sementara itu, apabila salah satu korban sadar kalau pihaknya mengalami traumatik akibat tragedi Kanjuruhan, Lubab menyarankan agar mereka memulihkan diri secara mandiri.
"Misalnya berlibur ke tempat wisata, itu juga bisa dijadikan opsi untuk memulihkan efek traumatik," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.