Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Remo: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Kompas.com, 25 Oktober 2022, 08:12 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Tari Remo adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Timur.

Dilansir dari laman Kemendikbud, asal usul Tari Remo disebut berasal dari kecamatan Diwek di Desa Ceweng, Kabupaten Jombang.

Baca juga: Tari Serimpi: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Masyarakat setempat juga biasa menyebut Tari Remo dengan nama Tari Ngremo, yang dapat dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan.

Tari Remo pada awalnya hanya berupa tarian yang ditampilkan sebagai pengantar pertunjukan ludruk.

Baca juga: Tari Gambyong: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Dilansir dari laman Gramedia, pencipta Tari Remo bernama Cak Mo yang pernah menjadi Gemblak dalam sebuah grup reog di Ponorogo.

Gaya Cak Mo yang memadukan banyak tari seperti mengadopsi gerakan Jathilan, Warok, Tayub, dan menyanyikan kidung tembang serta parikan itu kemudian disukai oleh banyak penonton.

Setelah bergabung dengan tim kesenian Ludruk, masyarakat pun lebih mengenalnya dengan tarian Reyoge Cak Mo atau kemudian disingkat menjadi Remo.

Baca juga: Tari Poco-poco: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Walau begitu, pada perkembangannya Tari Remo akhirnya juga ditarikan terpisah dengan kesenian ludruk.

Fungsi Tari Remo kini juga digunakan untuk menyambut tamu, ditampilkan dalam upacara kenegaraan, dan pada berbagai festival kesenian daerah.

Gerakan Tari Remo

Gerakan Tari Remo bercerita tentang perjuangan seorang pangeran yang berperang dengan gagah berani.

Sehingga gerak Tari Remo akan menonjolkan sikap tubuh yang tegap dengan dada yang membusung untuk memberi kesan gagah dan berwibawa.

Selain itu, Tari Remo memiliki gerakan kaki yang rancak dan dinamis, yang bisa diamati dari bunyi lonceng yang dipasang pada pergelangan kaki.

Gerak kaki yang disesuaikan dengan iringan tari membuat suara lonceng tersebut dapat berpadu dengan musik pengiring.

Karakteristik lain dari gerak Tari Remo adalah gerakan sampur dengan menggunakan selendang, gerakan kepala, gerakan kuda-kuda, dan ekspresi dari wajah penari.

Tari Remo khas Jawa Timur.Shutterstock/Astono Singgih Tari Remo khas Jawa Timur.

Pola Lantai Tari Remo

Dalam menyajikan Tari Remo, penari akan menggunakan pola lantai garis lurus yang meskipun terlihat sederhana namun menimbulkan kesan kuat.

Pada beberapa gerakan, pola lantai garis lurus pada Tari Remo akan berbentuk diagonal sehingga posisi tubuh penari akan sedikit menyerong.

Properti Tari Remo

Penari Remo akan menggunakan beberapa properti ketika melakukan pertunjukkan, meliputi pakaian, riasan, aksesori, dan terkadang menggunakan dekorasi panggung.

Untuk pakaian penari Remo biasanya mengadopsi busana prajurit gaya Surabayan.

Penari akan menggunakan baju atasan lengan panjang, rompi, celana sebatas betis, kain batik, sampur, dan penutup kepala.

Busana penari Remo di setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, seperti busana bergaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan.

Untuk penari Remo perempuan akan dibedakan dengan mekak pada bagian dada, rapak di bagian pinggul hingga lutut, dan sampur yang dikalungkan di leher.

Sementara untuk aksesorisnya akan menggunakan gelang lonceng di bagian kaki.

Untuk riasan, penari Remo akan menggunakan riasan tebal dengan gaya gagah dengan alis dan jambang.

Adapun dekorasi panggung hanya digunakan jika Tari Remo dimainkan sebagai pembuka dalam kesenian Ludruk.

Iringan Tari Remo

Tari Remo disajikan dengan iringan tari yang berasal dari alat musik gamelan,yang berpadu dengan suara lonceng di kaki para penari.

Jenis irama dari iringan gamelan yang dimainkan biasanya adalah gending jula-juli atau tropongan.

Makna Tari Remo

Seperti tari tradisional lainnya, Tari Remo juga mengandung makna dan filosofi pada tiap gerakannya.

Makna Tari Remo adalah penggambaran perjuangan seorang pangeran dengan kesan tegas, kuat, dan maskulin.

Berikut adalah beberapa Tari Remo lengkap dengan makna serta filosofi dibalik gerakannya.

Gerakan gedrug atau gerakan menghentakan kaki memiliki makna yaitu simbol kesadaran manusia atas kehidupan yang ia jalankan di muka bumi.

Gerakan gendewa memiliki makna bahwa setiap pergerakan manusia yang sangat cepat seperti anak panah yang lepas dari busurnya.

Gerakan tepisan yang mengandalkan kecekatan serta kecepatan tangan ketika bergerak.

Gerakan menggesekan kedua telapak tangan yang memiliki makna sebagai suatu simbol penyatuan kekuatan yang ada dalam diri seorang manusia.

Gerakan Ngore Remo yaitu gerakan yang seperti merias diri, terutama pada bagian rambut.

Sumber:
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id  
https://www.gramedia.com  
https://www.tribunnewswiki.com  

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau