Agar tidak terkena banjir, anak korban memindah Sayuti sebanyak tiga kali ketika berada dalam rumah.
Yang awalnya di tempat tidur pertama, kemudian dipindah ke ruang kedua yang letaknya lebih tinggi dari ruang pertama.
Karena air mulai masuk ke ruang lebih tinggi, kemudian korban dipindah di atas meja.
"Dari dipan di ruang pertama, saya pindah ke ruang yang lebih tinggi. Lalu naik lagi di atas meja," ujar Safrodin.
Baca juga: Remaja Asal Trenggalek Terseret Banjir dan Tersangkut di Tower Listrik, Begini Kronologinya
Pihak keluarga menjaga korban agar tetap berada di posisi yang aman dari banjir. Diperkirakan, Sayuti bertahan selama sekitar 3 jam.
Sekitar pukul 01.00 WIB, korban terlihat diam tidak bergerak.
Dia tidak merespons ketika diajak komunikasi maupun disentuh. Pada saat itu, ketinggian air dalam rumah diperkirakan mencapai 70 sentimeter.
"Akhirnya Bapak sudah kelihatan tidak tertolong," ujar Safrodin.
Kemudian petugas tanggap bencana wilayah tersebut, membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedomo Trenggalek.
“Karena lokasi banjir, bapak dievakuasi petugas ke rumah sakit, untuk persiapan pemakaman,” ujar Safrodin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.