Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Kasus Suara Penjual Dawet dalam Tragedi Kanjuruhan, Respons Pihak Suprapti hingga Maaf Keluarga Iwan

Kompas.com - 14/10/2022, 17:20 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rekaman suara seorang penjual dawet usai tragedi Kanjuruhan, sempat menyita perhatian publik.

Kompas.com menghimpun penjelasan dari pihak pemilik suara yang bernama Suprapti, keluarga Aremania bernama Iwan, dan pihak kepolisian.

Baca juga: Rekaman Suara Penjual Dawet Saat Tragedi Kanjuruhan Viral Dicari Aremania

Bermula rekaman suara yang beredar

Kasus ini bermula dari beredarnya sebuah rekaman suara perempuan yang mengaku sebagai seorang penjual dawet di sekitar pintu keluar 3 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pemilik suara mengklaim menjadi saksi tragedi Kanjuruhan.

"Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata," ungkap suara perempuan dalam rekaman itu.

"Nah, gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," tutur perempuan itu lagi.

Selain itu, pemilik suara menyimpukan bahwa beberapa Aremania meminum alkohol. Termasuk korban yang meninggal dunia, berbau alkohol.

"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum semuanya)," kata pemilik suara tersebut.

Perempuan yang mengaku penjual dawet itu juga menyebutkan nama Aremania bernama Nawi atau Iwan.

Baca juga: Pernah Jadi Bagian Aremania, Kapolsek Balikpapan Selatan Menangis Saat Doa Bersama untuk Kanjuruhan

Beredar video permintaan maaf

Beberapa hari kemudian, beredar sebuah video seorang perempuan menangis meminta maaf

Rekaman video momen permintaan maaf Suprapti kepada Eka Wulandari berdurasi 2 menit 20 detik itu diunggah akun Twitter @AremaniaCulture Rabu, (12/10/2022).

Kompas.com sudah mendapat izin dari pengelola akun @AremaniaCulture untuk mengutip twitnya.

"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord," tulis @AremaniaCulture.

Baca juga: TGIPF Simpulkan 5 Kesalahan PT LIB dalam Tragedi Kanjuruhan


 

Dalam video tersebut, perempuan yang tampak mengenakan baju coklat itu berbicara dengan perempuan lain yang disebut sebagai keluarga Iwan Junaedi, keluarga korban meninggal tragedi Kanjuruhan.

Wanita yang mengaku bernama Suprapri tersebut meminta maaf kepada perempuan yang ia sebut sebagai Mbak Eka.

"Saya Suprapti memohon maaf, karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin. Saya tidak ada tujuan apa pun untuk menjelekkan nama almarhum," kata dia.

Baca juga: TGIPF Kanjuruhan: Sepatutnya Ketua Umum PSSI dan Jajaran Komite Eksekutif Mengundurkan Diri

"Demi Allah, saya meminta maaf kepada panjenengan. memohon dengan sangat tolong maafkan saya bila ada kata saya yang salah," lanjut perempuan tersebut.

Suprapti mengaku tidak ada tujuan untuk mencemarkan nama baik Iwan yang sehari-hari disapa Sam Nawi.

"Bukan tujuan saya untuk mencemarkan nama baik Mas Nawi. Tolong dimaafkan, dan untuk mas-masnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya, karena tidak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapa pun di sini," tutur Suprapti.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Memori Kelam Para Korban...

Sambil menangis, Suprapti berterima kasih kepada Eka jika bersedia menerima permohonan maafnya. 

"Dan saya bukan suruhan siapa-siapa. mohon maaf sebesar-besarnya Mbak Eka," kata dia.

Suprapti kemudian bersujud di depan Eka sambil menangis sesegukan. Ia pun kembali memohon maaf.

"Saya beban Mbak," katanya.

Tak lama kemudian, Eka memeluk Suprapti yang masih menangis.

Baca juga: Kapan Stadion Kanjuruhan Mulai Direnovasi?

Penjelasan pihak Suprapti

Saat ditemui Kompas.com di kediamannya pada Jumat (14/10/2022), Suprapti belum berkenan memberi keterangan.

Ia mengaku belum siap secara mental setelah rekaman suaranya ternyata viral.

Suami Suprapti, Fauzi pun menyampaikan permohonan maaf tidak bisa berkomentar apa-apa terkait hal itu.

Dia juga mengakui Suprapti telah meminta maaf secara langsung pada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Secara singkat, Fauzi menyebut istrinya khilaf dan tidak bermaksud untuk memperkeruh keadaan dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Memori Kelam Para Korban...

"Sebagai bentuk permintaan maaf, istri saya sudah berkunjung ke rumah Mas Iwan untuk meminta maaf kepada keluarganya, dan itu dilakukan oleh istri saya dari hati nurani dan tanpa paksaan dari siapa pun," jelasnya.

Terkait rekaman suara yang tersebar di media sosial, Fauzi mengatakan Suprapti sudah dipanggil oleh pihak kepolisian dan sudah memberi keterangan secara lengkap kepada pihak kepolisian.

"Tapi, mohon maaf saya tidak bisa menyampaikan di sini. Silahkan bisa ditanyakan secara lengkap di kepolisian. Sudah saya sampaikan semua di sana," jelasnya.

Baca juga: Rusdi Diduga Depresi Usai 3 Temannya Tewas Saat Tragedi Kanjuruhan, Lalu-lalang di Stadion dengan Tatapan Kosong

Penjelasan polisi

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Donny K Bara'langi membenarkan pihak kepolisian sempat memeriksa Suprapti.

"Sementara ini kami periksa sebagai saksi," ujarnya.

Namun, pemeriksaan itu menurut Donny belum menyeluruh, sebab Suprapti masih belum diajak berbicara akibat mengalami tekanan mental.

"Yang bersangkutan belum banyak diajak ngobrol. Kayaknya masih mengalami tekanan mental," ujarnya.

Baca juga: TGIPF Sebut Jumlah Tersangka Tragedi Kanjuruhan Dapat Bertambah

Maaf keluarga Iwan

Sementara itu, Istri mendiang Iwan, Eka Wulandari membenarkan bawa Suprapti sudah mendatangi rumahnya dan meminta maaf kepada keluarganya, Rabu (12/10/2022).

Eka pun mengaku pihaknya beserta keluarga besar Iwan sudah memaafkan Suprapti dengan ikhlas.

"Kami sekeluarga ikhlas memaafkan. Agar masalah ini tidak berlarut-larut. Karena kami juga sudah mengikhlaskan kepergian Mas Nawi," ungkapnya.

Dalam momen permintaan maaf itu, Eka menilai Suprapti sudah bersungguh-sungguh meminta maaf atas kesalahannya.

"Lagipula Bu Suprapti ini kayaknya memang membuat keterangan asal-asalan dan tidak benar. Jadi ya sudah, kami sudah memaafkan dia," tegasnya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Memori Kelam Para Korban...

Selanjutnya, Eka berpesan kepada Aremania, khususnya kepada teman-teman dekat Iwan agar tidak berlarut-larut fokus kepada kasus Suprapti.

"Sudah lah jangan terlalu fokus kepada Ibu Suprapti ini, dan kembali fokus untuk mendorong usut tuntas pada tragedi Stadion Kanjuruhan," tuturnya.

Sebab menurutnya, bukan itu masalah utama tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa hingga 132 orang.

"Tapi tragedi yang terjadi di dalam stadion, yakni penembakan gas air mata yang banyak memakan korban. Termasuk Mas Iwan yang juga menjadi korban saat itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com