MALANG, KOMPAS.com - Aremania atau suporter Arema FC merangkum adanya 11 kejanggalan dalam pengungkapan peristiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Temuan itu didapatkan dari berbagai pihak yang menjadi bagian dari tim pencari fakta sipil yang mengusut tuntas dari tragedi tersebut. Selain temuan dari Tim Gabungan Aremania (TGA), juga dari KontraS, Lokataru, dan panitia pelaksana pertandingan.
Baca juga: Disebut Jual Tiket Melebihi Kuota Stadion Kanjuruhan, Ini Kata Ketua Panpel Abdul Haris
Berikut 11 kejanggalan yang diungkap Aremania dan sejumlah pihak yang menjadi bagian dalam tim pencari fakta sipil tragedi Kanjuruhan:
Perwakilan Tim Gabungan Aremania, Totok (Kacong) Satyo Noegroho memberikan beberapa penjelasan dari 11 kejanggalan tersebut.
Seperti soal autopsi, menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan untuk membuktikan penyebab kematian korban tragedi Kanjuruhan.
"Autopsi sangat penting dilakukan untuk membuktikan, karena objeknya langsung," kata Totok di Sekretariat TGA, Selasa (11/10/2022).
Totok mengatakan, pihaknya tak ingin menyalahkan pihak keamanan secara menyeluruh dalam tragedi itu. Menurutnya, tragedi terjadi karena kelalaian oknum.
Aremania, kata dia, mendukung upaya pengungkapan kebenaran dalam tragedi itu. Aremania juga mendukung pemenuhan keadilan bagi korban dan keluarganya.
"Masalah dalang, sebenarnya Aremania (mendorong) hanya usut tuntas tragedi Kanjuruhan, masalah dalang itu orang-orang di atas kita (yang mengusut), ngomong kebenaran yang tahu ya Komnas HAM (dan lainnya)," katanya.
Terkait tak semua rekam medis korban diserahkan pihak rumah sakit kepada keluarga, ia menilai hal itu bisa saja terjadi karena kepanikan dalam penanganan korban.
Ia berharap rekam medis korban dalam tragedi itu bisa diberikan kepada keluarga agar memperjelas fakta kematian.
Baca juga: Soroti Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC: Itu yang Perlu Didalami
"Mau bilang surat apa dan segala macam, dari orang medisnya enggak sampai segitu karena paniknya," katanya.
Terkait hasil visum yang menyebutkan korban meninggal dan luka karena terinjak-injak, Totok menilai hal itu sangat aneh. Ia pun berharap pihak-pihak terkait bisa memperjelas fakta sesungguhnya dalam tragedi itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.