Salin Artikel

Aremania Ungkap 11 Kejanggalan dalam Tragedi Kanjuruhan

Temuan itu didapatkan dari berbagai pihak yang menjadi bagian dari tim pencari fakta sipil yang mengusut tuntas dari tragedi tersebut. Selain temuan dari Tim Gabungan Aremania  (TGA), juga dari KontraS, Lokataru, dan panitia pelaksana pertandingan.

Berikut 11 kejanggalan yang diungkap Aremania dan sejumlah pihak yang menjadi bagian dalam tim pencari fakta sipil tragedi Kanjuruhan:

  1. Adanya pengerahan aparat bersenjata pada pertengahan babak kedua tanpa alasan yang jelas.
  2. Ditembakkan gas pertama ke tengah lapangan.
  3. Ditembakkan gas ke penonton secara acak ke semua tribun, di tribun timur, utara dan selatan.
  4. Bunyi tembakan jumlah pertama dengan tembakan kedua dalam sekali tembak berbeda.
  5. Beredar foto selongsong gas air mata kadaluwarsa.
  6. Polisi punya kewenangan autopsi, tetapi tidak dilakukan.
  7. CCTV yang tidak dibuka ke publik oleh Kepolisian.
  8. Pintu sudah dibuka pada menit ke-80. Ada pihak yang diduga menutup kembali pintu tersebut.
  9. Tidak semua rekam medis dari RS diserahkan ke keluarga korban.
  10. Kesamaan ciri korban selamat dari gas, mata menghitam kemerahan sampai hari H+9.
  11. Hasil visum keluarga meninggal dan luka yang diserahkan belum ada menyebutkan karena gas, hanya karena terinjak-injak.

Perwakilan Tim Gabungan Aremania, Totok (Kacong) Satyo Noegroho memberikan beberapa penjelasan dari 11 kejanggalan tersebut.

"Autopsi sangat penting dilakukan untuk membuktikan, karena objeknya langsung," kata Totok di Sekretariat TGA, Selasa (11/10/2022).

Totok mengatakan, pihaknya tak ingin menyalahkan pihak keamanan secara menyeluruh dalam tragedi itu. Menurutnya, tragedi terjadi karena kelalaian oknum.


Aremania, kata dia, mendukung upaya pengungkapan kebenaran dalam tragedi itu. Aremania juga mendukung pemenuhan keadilan bagi korban dan keluarganya.

"Masalah dalang, sebenarnya Aremania (mendorong) hanya usut tuntas tragedi Kanjuruhan, masalah dalang itu orang-orang di atas kita (yang mengusut), ngomong kebenaran yang tahu ya Komnas HAM (dan lainnya)," katanya.

Terkait tak semua rekam medis korban diserahkan pihak rumah sakit kepada keluarga, ia menilai hal itu bisa saja terjadi karena kepanikan dalam penanganan korban.

Ia berharap rekam medis korban dalam tragedi itu bisa diberikan kepada keluarga agar memperjelas fakta kematian.

"Mau bilang surat apa dan segala macam, dari orang medisnya enggak sampai segitu karena paniknya," katanya.

Terkait hasil visum yang menyebutkan korban meninggal dan luka karena terinjak-injak, Totok menilai hal itu sangat aneh. Ia pun berharap pihak-pihak terkait bisa memperjelas fakta sesungguhnya dalam tragedi itu.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/12/215200178/aremania-ungkap-11-kejanggalan-dalam-tragedi-kanjuruhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke