Abdul Haris juga menyampaikan bahwa dirinya sudah mendapat laporan dari Security Officer, Suko Sutrisno bahwa semua pintu saat itu telah terbuka.
"Laporan ke saya dari Pak Suko selaku Security Officer bahwa semua pintu dibuka. Tetapi ini sudah masuk dalam materi penyidikan, saya mohon maaf tidak bisa menyampaikan lebih lanjut," katanya.
Ditambahkan, Manajer Arema FC, Ali Rifki mengatakan dirinya mendapatkan informasi dari salah satu penonton yang menyampaikan bahwa di menit ke-85 posisi pintu stadion masih terbuka.
Baca juga: Tanggapan Dirut PT LIB Usai Ditetapkan sebagai Tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan
"Tidak kebagian tiket belum masuk sampai menit 85, baru dia dapat tiket, dia lari, dia menyampaikan ke saya tadi, dia masuk ke stadion pintu masih terbuka," katanya.
Namun, pada saat tragedi, pintu stadion tertutup.
"Jadi kalau yang disampaikan sebelum peluit berakhir masih terbuka, saya dapat kesaksian dari suporter memang iya, tapi setelahnya tertutup," katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa tersangka Security Officer, Suko Sutrisno memerintahkan steward untuk meninggalkan pintu gerbang pada saat penonton berupaya meninggalkan stadion.
"Yang seharusnya steward stand by di pintu-pintu tersebut tentunya bisa dilakukan upaya membuka semaksimal mungkin. Kedua, karena pintu masih terbuka separuh, ini menyebabkan penonton berdesakan," kata Kapolri.
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing juga menyalahkan Steward atau Security Officer yang semestinya bertanggung jawab.
Dia juga sudah menanyakan hal tersebut kepada pengelola Stadion Kanjuruhan. Jawaban yang didapatkan bahwa kunci pintu diberikan kepada panitia setiap ada pertandingan.
"Saya tanya ke saudara Aris ke pengelola stadion kanjuruhan, jawabannya 'Pak, dalam setiap event kita berikan ke panitia kuncinya'. Siapa (ketua) panitianya? saudara Abdul Haris," kata Erwin di Kota Malang pada Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Ayah Presiden Arema FC Temui Ayah Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan