"Saya geser ke pintu sebelah karena pintu 13 nggak bisa keluar maka saya geser ke pintu 11," ujarnya.
Setelah itu, ia pun berhasil keluar dengan selamat meski sempat terkena efek dari gas air mata.
"Gas (air mata) itu ke mata perih banget. Hidung sesak nafas. Nggak bisa bertahan," ujarnya.
Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyampaikan adanya temuan yaitu adanya pihak yang mengunci pintu-pintu tribun tersebut.
"Ada (yang mengunci)," kata Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto, Selasa (4/10/2022).
Albertus mengungkapkan bahwa dikuncinya pintu tersebut bukanlah perintah dari pihak kepolisian.
"Kami konfirmasi ke Kapolres (Malang) bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu," ujar dia.
Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kisah Pilu Kuburan Massal di Pintu 13 dan 14
Albertus menduga pihak yang melakukan penguncian pintu stadion tersebut adalah pihak panitia pelaksana (Panpel) pertandingan.
"Secara logika yang pegang kunci adalah panpel (panitia pelaksana). Tidak mungkin polisi megang kunci," jelasnya.
Penguncian pintu tribun ini, kata Albertus, adalah hal yang tidak lazim dalam pengamanan seusai pertandingan.
Ia berujar 15 menit sebelum peluit panjang wasit berbunyi seharusnya seluruh akses ke luar stadion dibuka.
Namun bukannya dibuka seluruhnya, Albertus menyebut hanya ada dua pintu tribun yang dibuka.
Hal ini membuat para penonton kesulitan untuk keluar stadion.
Albertus juga menyebut tembakan gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian semakin memperparah kondisi yang dialami penonton saat itu.
"Menurut beberapa informasi, itu (gas air mata) yang menjadi pemicu kemudian orang berebutan untuk keluar pintu," pungkasnya.
Sebagai informasi, korban meninggal dunia akibat tragedi ini mencapai 131 orang.
Kemudian untuk korban luka berat sejumlah 39 orang dan korban luka ringan sebanyak 39 orang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Saksi: Pintu 13 Sempat Terbuka Menit ke-85 lalu Ditutup Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.