KOMPAS.com - Sugeng (50) adalah salah satu di antara ratusan orangtua di Malang, Jawa Timur yang melarang anaknya menyaksikan pertandingan bola dalam stadion.
Larang tersebut ditegaskan Sugeng setelah anaknya yang baru lulus SMA, Risky Dendi Nugroho (19) menjadi salah satu korban luka berat yang haru dirawat inap di RSUD dr Syaiful Anwar Kota Malang.
Kakek dua cucu yang sehari-hari berjualan nasi goreng tersebut, mengatakan, anaknya masih harus dirawat karena terlalu banyak menghirup gas air mata yang dilontarkan aparat ke dalam tribun penonton, saat terjadinya kerusuhan di dalam stadion Kanjuruhan.
"Ya traumanya seperti ini, masalah keamanan kok gak seperti diharapkan. Kok terjadi seperti ini. Apalagi sampai meninggal sebegitu banyaknya," kata Sugeng.
Baca juga: Pintu Tribune 13, Saksi Bisu Hilangnya 131 Nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan...
Apalagi sang anak sempat hilang saat insiden kelabu Sabtu (1/10/2022) malam terjadi.
Kala itu ia tak tahu bagaimana kondisi sang anak. Ada sekitar lima rumah sakit yang didatanginya.
Saking cemasnya tak menemukan sang anak di ruang perawatan, Sugeng sampai membuka satu per satu kantung berisi mayat korban itu.
Hingga tanpa sadar, seingat Sugeng, dirinya telah membuka lebih dari 50 kantong mayat di beberapa rumah sakit.
"Saya melihat sendiri jenazah begitu banyaknya untuk cari anak saya. Saya buka (kantong) jenazah lebih dari 50 di 2 rumah sakit. Waduh saya enggak bisa mikir. Saya mikiri kondisi kuat saja," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE: 31 Polisi Diperiksa Terkait Dugaan Pelanggaran Kode Etik dalam Tragedi Kanjuruhan
Ditemui TribunJatim.com di depan IGD RSSA Kota Malang, Senin (3/10/2022). Sugeng mengaku trauma. Ia secara tegas, tidak bakal mengizinkan sang anak menonton pertandingan sepak bola secara langsung di dalam stadion.
Jika memang terpaksa, Sugeng akan meminta sang anak menyaksikan pertandingan sepak bola melalui layar kaca televisi.
"Ya enggak. Usah melihat seperti itu, gak usah lihat sepak bola, kalau mau lihat ya dari TV aja.Keamanan Stadion harus ditingkatkan. Ya soal kemarin (gas air mata) dari mana asal usulnya ya dari aparat kemarin," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Cerita Pilu Ortu Korban Luka Tragedi Kanjuruhan, Larang Sang Anak Nonton Sepak Bola di Stadion
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.