Saat terjadi kericuhan, dia harus terpisah dari suami dan anaknya.
Ketika itu mereka hendak menyelamatkan diri dari kepungan gas air mata yang mengarah ke tribun 13.
"(Lontaran bola gas air mata) iya ke arah tribun. Lontaran itu masuk ke kerumunan penonton. Suami saya mengajak pulang, ayo pulang aja selak adik keno gas (keburu anak terkena gas). Posisi itu sudah ricuh," ujar dia dikutip dari Surya.co.id.
Namun, keluarga kecil itu justru tak bisa keluar lantaran terjadi penumpukan di pintu yang tertutup sehingga harus berdesak-desakan.
"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkap dia.
Pada momen itu, dia sudah tak lagi mengetahui keberadaan suami dan anaknya.
Dia sendiri berhasil selamat karena ditarik kembali ke tribun oleh seseorang.
Baca juga: Hasil investigasi Komdis PSSI dan Hukuman bagi Arema FC Buntut Tragedi Kanjuruhan
Dengan berbekal foto dari kamera ponselnya, dia pun mencari keberadaan suami dan anaknya.
Foto tersebut dicocokkan oleh beberapa orang saudaranya yang berusaha membantu mencari keberadaan sang suami dan anaknya.
Elmiati berhasil menemukan keberadaan sang anak sekitar pukul 01.00 WIB atau tiga jam seusai kerusuhan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.