KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan 131 orang meninggal dunia.
Insiden tersebut terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, yang diadakan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Hampir seluruh korban tewas merupakan pendukung Arema atau dikenal dengan sebutan Aremania.
Salah satu saksi mata tragedi Kanjuruhan, Dwi, mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Ia menduga gas air mata yang ditembakkan polisi membuat suporter mengalami sesak napas hingga kemudian berjatuhan.
"Selain itu saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ujarnya, Sabtu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, Kapolda Jatim Sebut Tembakan Gas Air Mata Sesuai Prosedur
Menyoal penggunaan gas air mata di stadion, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso memberikan tanggapannya.
Sugeng menuturkan, penggunaan gas air mata untuk mengurai massa dalam stadion, apalagi kondisi stadion dipenuhi orang, adalah dilarang.
"Karena penggunaan gas air mata tersebut justru akan menjadi sumber malapetaka sebab stadion adalah ruang tertutup," ujarnya dalam pesan suara yang diterima Kompas.com, Minggu (2/10/2022).
Lebih lanjut, Sugeng menjelaskan bahwa FIFA sudah mengeluarkan aturan mengenai larangan penggunaan gas air mata di stadion sepak bola.
Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia
Aturan itu, terang Sugeng, termuat dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations Pasal 19 huruf b. Disebutkan bahwa senjata api atau gas pengendali massa sama sekali tidak diperbolehkan dibawa atau digunakan.
Dari kasus tragedi Kanjuruhan, Sugeng menilai bahwa ditembakkannya gas air mata ke arah tribun justru menimbulkan kepanikan penonton. Apalagi jumlah penonton malam itu mencapai puluhan ribu.
"Akibatnya, banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan, sehingga banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, 131 Orang Meninggal Dunia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.