"Nanti hasilnya keuntungan setiap bulan dibagi berdasarkan 'saham' yang ditanam," ungkap pria tersebut.
Sistem iuran tersebut berlaku untuk semua wahana-wahana yang ada. Biasanya persentase pembagian hasilnya adalah 20 persen untuk kas wisata, 20 persen petugas wahana, 5 persen petugas tiket, serta 55 persen dibagi ke pemilik saham.
Awik sendiri mempunyai saham pada wahana bebek wisata. Dari bebek wisata itu setiap bulannya dia mampu mengantongi hasil bersih Rp 9 juta.
"Padahal dulu modal awal beli satu perahu sekitar Rp 9 juta. Saya punya tiga perahu. Kini sebulannya dapat Rp 9 juta," ungkapnya.
Sedangkan omzet dari tempat wisata itu sendiri mencapai Rp 100 juta satu bulan, bahkan bisa lebih.
Baca juga: Kecelakaan Maut Kereta Api Vs Daihatsu Sigra di Kediri, Seorang Penumpang Tewas
Dengan pola seperti itu, beban berat akan menjadi ringan karena ditanggung banyak orang. Sekaligus menumbuhkan tanggung jawab warga karena itu merupakan milik bersama.
Dengan sistem itu pula memungkinkan warga dari berbagai latar belakang ekonomi bisa ambil bagian.
Salah satunya adalah Adi (40), seorang warga. Mulanya dia adalah pedagang keliling namun kini berusaha di wisata Gronjong Wariti dengan usaha warungnya.
Warung itu dikelola oleh istrinya. Sedangkan dirinya, bekerja sebagai operator bebek wisata.
Hasilnya pendapatannya juga lumayan dibandingkan pendapatan saat berjualan keliling. Kini sebulannya bisa mengantongi uang Rp 4 juta.
"Selain itu tidak harus capek di jalan dan kepanasan," ujar Adi.
Baca juga: Mengenal Kreco, Kuliner Kenyal Khas Kediri Berbahan Keong Sawah
Seiring berkembangnya Gronjong Wariti, kini semua pihak bersatu padu demi kelangsungan wisata yang mengangkat nama desa hingga kabupaten itu.
Selama itu pula sudah berbagai penghargaan didapatkan Gronjong Wariti. Salah satunya gelar wisata terbaik di Kabupaten Kediri tahun 2019.
Dengan penghargaan itu berhasil membawa pulang uang pembinaan sebesar Rp 200 juta. Uang itu untuk menambah modal berjalan.
Oleh sebab itu Awik mengajak masyarakat Indonesia untuk berinovasi, agar bisa mengubah keadaan ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.