Maskapai yang sedianya membawa puluhan calon jemaah umrah itu pun sudah terbang. Hingga hari mulai terang, para calon jemaah juga tak mendapat jawaban yang melegakan.
Mereka pun sempat telantar di Bandara Juanda karena menunggu kepastian keberangkatan menuju Tanah Suci, Mekkah.
"Dari situ kami sangat kecewa sekali, karena keberangkatan ini sudah terjadwal dengan baik. Tapi gagal berangkat karena tidak ada petugas yang memvalidasi dokumen kesehatan para jemaah umrah," kata Aliwafa.
Warga Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember, ini mengaku hilang kesabaran karena gagal berangkat ke Mekkah.
Bahkan, ia sempat memaksa naik ke atas pesawat meski otoritas terkait telah melarangnya.
"Awalnya para jemaah sempat nekat mau naik ke atas pesawat, karena dokumen semua sudah lengkap. Namun, imigrasi tidak mengizinkan kami terbang. KKP saya katakan sok jagoan. Harusnya kami sudah di Mekkah hari ini, tapi sekarang malah tertahan di sini," kata dia.
Ia menyebut otoritas terkait di Bandara Juanda, seperti KKP, maskapai, dan imigrasi saling melempar tanggung jawab.
Sekarang nasib mereka untuk bisa melaksanakan ibadah umrah pun tidak jelas.
Baca juga: 63 Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat karena Kelalaian Petugas KKP, Biro Travel: Kita Ini Korban
"Jadi, pihak-pihak terkait itu saling lempar tanggung jawab, baik KKP, imigrasi, dan maskapai. Kata maskapai sudah konfirmasi, kata KKP tidak ada konfirmasi. Ditanya ke imigrasi, katanya tidak boleh berangkat oleh KKP. Terus siapa yang harus bertanggung jawab kalau begini?" kata dia.
"Sejak kami datang memang tidak ada petugas yang berjaga. Sepi sekali. Mestinya petugas KKP kan harus stand by 24 jam di bandara," imbuh Aliwafa.
Rombongan Aliwafa memang cukup ramai. Selain istri dan anaknya, terdapat keponakan dan kerabat lain yang ikut menunaikan umrah.
Mereka juga telah membayarkan sejumlah uang ke pihak biro travel. Ia pun menuntut agar tetap bisa berangkat melaksanakan ibadah umrah.
"Kami kecewa lah. Pokoknya kami harus berangkat dan diusahakan ada tiket baru. Ini yang dirugikan pihak travel, karena pihak travel harus bertanggungjawab ke calon jemaah yang sudah membayar uang untuk berangkat umrah," tutur dia.
"Semua keluarga meminta supaya menunggu saja di Surabaya sampai ada kejelasan dari otoritas terkait bentuk tanggung jawabnya seperti apa," imbuh dia.
Saat ini, para calon jemaah umrah menginap di salah satu hotel yang berdekatan dengan Bandara Juanda. Semua biaya sewa hotel ditanggung penuh oleh pihak biro travel.