GRESIK, KOMPAS.com - Beragam cara dapat dilakukan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Seperti yang dilakukan warga Desa Pandanan yang berada di Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur.
Yakni, warga Desa Pandanan yang mayoritas berprofesi sebagai petani tambak (petambak) mengumpulkan sebagian hasil panen yang mereka peroleh, untuk dijadikan gunungan ikan setinggi 4 meter.
Mulai dari ikan bandeng, mujaer hingga udang, dikumpulkan warga menjadi sebuah gunungan raksasa yang lantas diarak berkeliling kampung.
Baca juga: Sejarah Singkat Sedekah Bumi
Tampak euforia warga pada saat gunungan raksasa tersebut diarak, sebelum kemudian dihentikan di tengah-tengah kampung untuk diperebutkan oleh sesama warga, Jumat (9/9/2022).
Kepala Desa Pandanan Suryadi mengatakan, dalam agenda sedekah bumi yang dilaksanakan di desa yang dipimpin olehnya, selain gunungan berisi ikan setinggi 4 meter, juga ada hasil bumi berupa sayuran dan buah-buahan, yang dibuat menyerupai tumpeng dengan tinggi mencapai sekitar 3 meter.
"Ini merupakan bentuk rasa syukur kami, para warga atas hasil bumi, hasil panen yang telah diberikan Allah kepada kami. Ada gunungan ikan setinggi 4 meter, juga hasil bumi lain baik sayuran, buah-buahan hingga polo pendem (talas dll) dalam tumpeng setinggi 3 meter," ujar Suryadi, pada saat ditemui di sela acara sedekah bumi Desa Pandanan, Jumat sore WIB.
Baik pria maupun wanita, orang dewasa, remaja hingga anak-anak, turut berbagi keceriaan ketika gunungan dan tumpeng raksasa tersebut diarak berkeliling kampung. Di mana ada empat orang panitia yang didandani ala Hanoman dengan corak warna berbeda, turut menjaga dan mengiringi tumpeng dan gunungan raksasa tersebut saat diarak berkeliling kampung.
Usai diarak berkeliling kampung dengan "dijaga" dan diiringi keempat Hanoman dari yang berwarna putih, merah, hijau dan biru, gunungan dan tumpeng raksasa itu pun sampai pada titik yang disepakati.
Kemudian diberhentikan di salah satu perempatan desa setempat, dengan terdapat lahan kosong yang juga telah berdiri panggung untuk pementasan kesenian wayang kulit.
Baca juga: Melihat Sedekah Bumi di Candi Peninggalan Mpu Sindok
"Kebetulan kemarin saya dan warga sepakat dilaksanakan pada hari ini, karena kami menilai harinya baik. Jumat pon (hitungan Jawa), yang pas tanggal 9 bulan sembilan (September), persis seperti saya sewaktu dilantik sebagai kepala desa," kata Suryadi.
Usai prosesi doa bersama dipanjatkan, beserta santunan kepada anak yatim piatu dan warga kurang mampu diberikan, gunungan berisi beragam ikan dan tumpeng berisi sayuran serta buah-buahan itupun diperebutkan oleh warga.
Tidak hanya itu, Suryadi dan beberapa tokoh Forkopimcam Duduksampeyan yang kebetulan hadir, turut merayakan dengan udik-udikan uang.
Wujud syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan, dengan memberi sebagian rezeki yang diperoleh melalui uang dihamburkan ke udara dan menjadi rebutan warga.
Uang kertas pecahan mulai Rp 2.000 hingga Rp 100.000 dilemparkan ke udara oleh pihak pemberi dari atas panggung, untuk selanjutnya diperebutkan oleh warga yang berpartisipasi.
"Bukan bermaksud sombong atau menghamburkan uang dengan maksud lain. Namun ini dimaksudkan sebagai salah satu wujud syukur kami, dalam menyisihkan sebagian rezeki yang kami dapat, ini sudah tradisi," tutur Suryadi.
Baca juga: Warga Desa di Lamongan Ini Gelar Tradisi Sedekah Bumi di Tengah Pandemi