"Tapi Pak Presdien cuma jawab, belajar yang giat diulang-ulang," cerita Ifa.
Setelah presiden menjawab pertanyaan Ifa, Rafif langsung menyodorkan pertanyaan kedua, yaitu tentang motivasi kepada seluruh siswa di Indonesia tentang tips menjadi Presiden.
"Kalau aku tanya tentang motivasi kepada seluruh siswa agar bisa jadi presiden," ungkap Rafif.
Baca juga: Kasus Penyekapan Karyawan PT. Meratus Line Surabaya, Polisi Buru Pelaku Lain
Berkat mewawancarai Jokowi, Ifa dan Rafif terus menjadi perbincangan publik dan kalangan guru di sekolahannya.
Keduanya juga mengaku mendapat hadiah dari Iriana Jokowi.
"Sama ibu Iriana kita dikasih hadiah buku tulis sama uang jajan, uang jajannya sudah tak buat traktir temen-temen buat beli jajan juga. Tapi sekarang masih ada sih," kata keduanya.
Meski demikian, Ifa mengaku tak ada niatan menjadi jurnalis profesional. Saat disinggung soal cita-cita, Ifa ingin menjadi seorang game developer.
Menurutnya, aktivitas sebagai reporter hanya untuk mengasah kemampuan dalam berkomunikasi.
"Ini hobi saja ya. Presenter TV seperti Najwa Shihab itu kayaknya bagus banget, tapi cita-citaku jadi game developer," ucap dia.
Baca juga: Tunjungan Plaza 1 Surabaya Tetap Beroperasi Usai Kebakaran
Sedangkan Rafif berkeinginan menjadi penulis andal dan ternama di Indonesia.
"Aku penulis, tokoh favoritnya itu Andrea Hirata," cetus dia.
Kendati tugas untuk mewawancarai Jokowi terbilang sulit, keduanya mengaku tak kapok untuk bertugas kembali.
Ifa dan Rafif mengaku masih tertarik jika ada pejabat atau tokoh nasional yang akan berkunjung ke Kota Pahlawan.
"Lanjut lagi, masih mau, siapapun nanti yang akan datang kesini," ungkap keduanya.
Mulyanto, pembina ekstrakurikuler wartawan cilik SD 4 Muhammadiyah menuturkan, keberhasilan anak didiknya itu tak lepas dari kemampuan, rasa sabar, dan keberanian mental serta kekuatan tenaga berjam-jam menunggu di lokasi kunjungan Presiden Jokowi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.