Ditanya lebih lanjut soal agen perusahaan yang membawanya, dia mengaku berasal dari Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
"Katanya yang bawa orang Jajag gitu," terang Uli.
Bahkan, A sempat menolak tawaran ayahnya, Artamo (80), yang akan menjual beberapa ekor kambing peliharaan yang berada di kandang belakang rumah untuk tambahan uang saku.
"Katanya sudah punya uang saku. Tiket pesawat sudah aman enggak usah dipikirkan," ucap Uli menirukan A.
Baca juga: Farel Prayoga Dapat Beasiswa hingga Kuliah dari Pemkab Banyuwangi
"Berangkatnya itu dadakan pakai carter mobil. La, terus dikabari kok berhenti di Ketapang lalu nyeberang ke Bali," ungkap Uli.
Kecurigaan Uli semakin kuat saat saudaranya itu langsung pergi ke Bandara Ngurah Rai dan terbang ke negara tujuan Kamboja, tanpa proses karantina terlebih dahulu.
Baca juga: Pulang ke Banyuwangi, Farel Prayoga Dikawal Polisi dan TNI, Disambut Tangis Haru Tetangga
"Saya sempat mikir kok aneh berangkatnya cepat. Tapi saya berusaha berpikir positif," ujar Uli.
Uli menerangkan, saudaranya itu berangkat dari rumah ke Kamboja pada Kamis 7 Juli 2022. A berangkat bersama 10 orang temannya.
Sekitar tiga hari usai pemberangkatan, Uli bermaksud menanyakan kabar dan kondisi pekerjaan yang dilakukan oleh A di Kamboja.
"Katanya A di sana kerjanya bikin pusing, pakai otak terus. Tanpa bilang detail pekerjaan apa di sana," ucap Uli.
Beberapa minggu berselang, Uli mendapat informasi bahwa pemerintah telah menggagalkan kasus penipuan dan perdagangan manusia di Kamboja. Uli pun khawatir.
"Jangan-jangan saudara saya juga jadi salah satu korbannya," ungkap Uli.
Ternyata dugaan Uli benar, tak lama setelah itu ada yang memberi kabar bahwa saudaranya menjadi salah satu korban penipuan dan perdagangan manusia di Kamboja.
"Saya sempat syok. Bagaimana cara memberitahu kabar ini kepada kedua orangtua, sedangkan kondisinya sudah renta," tutupnya.