GRESIK, KOMPAS.com - Populasi Rusa Bawean atau Axis kuhlii di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur yang terancam punah, justru diprediksi sedang mengalami peningkatan ketimbang tahun sebelumnya.
Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) X Gresik-Lamongan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur Agus Ariyanto mengatakan, hal tersebut teramati dari beberapa hal.
"Pekan kemarin selama empat hari, kami ada agenda pemasangan kamera trap di 12 titik. Melihat dari jejak yang ada di alam bebas, sisa kotoran, sekilas jumlah Rusa Bawean sekarang lebih banyak dari sebelumnya," ujar Agus, saat dihubungi, Rabu (3/8/2022).
Baca juga: Komplotan Pencuri Besi Proyek Jalan di Gresik Diringkus, Aksinya Terekam CCTV
Agus menjelaskan, pemasangan kamera trap yang dilakukan merupakan salah satu upaya dari BKSDA Jawa Timur untuk mengawasi populasi satwa yang dilindungi tersebut.
Kamera bakal dibiarkan di posisi tersebut hingga satu bulan ke depan, sebelum kembali diambil rekamannya untuk diolah.
"Untuk jumlah pastinya saat ini kami belum mengetahui, sebab menunggu hasil rekaman yang berhasil ditangkap oleh kamera trap. Tapi kami cukup optimisitis jumlahnya meningkat, jika melihat indikasi tersebut, ditambah banyaknya makanan yang tersedia di lapangan," kata Agus.
Baca juga: 6 Fakta Menarik Gresik, Kota Wali dengan Maskot Rusa Bawean yang Terancam Punah
Dalam pemasangan kamera trap yang dilakukan, petugas sempat menyusuri beberapa area perbukitan yang ada di Kecamatan Tambak dan Sangkapura.
Di antaranya yakni Desa Pudakitbarat, Suwari dan Kumalasa.
Di sana petugas sempat mendapati jejak kaki dan kotoran rusa Bawean, hingga sisa rumput yang telah dimakan. Hal tersebut terdeteksi dari adanya bekas tandukan rusa Bawean di tanah.
"Kami juga sempat menyusuri sumber mata air, yang biasa didatangi rusa Bawean. Tapi memang bukan hanya rusa Bawean saja yang biasa minum di situ, tapi juga babi kutil," ucap Agus.
Agus optimistis, pemasangan kamera trap bakal banyak membantu dalam melakukan pengawasan pada rusa Bawean.
Sebab, satwa ini cukup sensitif begitu mengetahui adanya pergerakan manusia.
Rekaman video dari kamera trap yang dipasang, bakal diolah untuk membantu jajaran BKSDA melakukan penghitungan jumlah Rusa Bawean saat ini.
"Terakhir itu pada 2019, saat itu jumlah Rusa Bawean sekitar 304 ekor. Tapi saya optimistis kini sudah meningkat, sebab kemarin ada juga yang beranak. Namun sekali lagi, untuk jumlah pastinya belum tahu, karena hasil dari kamera trap juga baru akan kami ambil sebulan lagi," tutur Agus.
Baca juga: Menyantap Nikmatnya Olahan Ikan Kutuk, Kuliner Khas Gresik
Menurut data yang dimiliki BKSDA Jawa Timur, jumlah rusa Bawean terbanyak sempat tercatat pada 1979 yakni 400 ekor.
Pada 2003 sempat menyusut menjadi 316 ekor, kemudian tahun 2010 bertambah menjadi 325 ekor.
Sementara pada 2014 tercatat ada sebanyak 275 ekor, tahun 2016 sebanyak 303 ekor, pada tahun 2017 ada 305 ekor, setahun berikutnya menjadi 307 ekor, dengan 2019 terdata sebanyak 304 ekor.
"Kami optimistis populasi rusa Bawean terjaga, karena masyarakat sekitar juga sudah semakin sadar bahwa satwa ini termasuk yang dilindungi. Sosialisasi juga terus dilakukan kepada warga, ke sekolah-sekolah, desa-desa," kata Agus.
Adapun Rusa Bawean menjadi satwa yang dilindungi, berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.