Delapan bulan berlalu. Pada awal Agustus 2022, salah satu pencari pasir bernama Said menemukan tulang dan tengkorak manusia dengan ciri-ciri pakaian seperti yang disampaikan Zuhri.
Saat itu, kondisi Zuhri sedang sakit sehingga dia tidak menggali pasir untuk mencari Rendy seperti biasanya.
Warga yang menduga bahwa itu tulang itu berkaitan dengan hilangnya Rendy, lalu menelepon Zuhri.
Warga bahkan menjemput Zuhri ke rumahnya lantaran telepon tidak diangkat.
Baca juga: 3 Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun di Lumajang, Satu Orang Terjepit
Mendengar informasi tersebut, seketika Zuhri berlari ke lokasi aliran sungai untuk memastikan bahwa jasad yang ditemukan adalah benar-benar anaknya.
"Ditelepon berkali-kali saya enggak dengar, terus dijemput sama orang-orang ke sini, langsung saya lari ke sana memastikan," ceritanya.
Zuhri berlari dalam kondisi campur aduk. Bingung, sedih dan bersyukur jika tulang-tulang tersebut adalah milik Rendy, putra yang selama ini dicarinya.
Ia kemudian memotret pakaian yang menempel di potongan tulang itu dan mengirimkannya kepada istrinya.
"Istri saya langsung bilang 'iya itu Rendy', kebetulan waktu itu pakaiannya masih utuh jadi dia langsung yakin," terangnya.
Baca juga: Wapres soal Hunian Tetap bagi Korban Erupsi Semeru: Jangan Dijual
Potongan tulang yang ditemukan itu pun langsung dibawa pulang dan dimakamkan di dekat rumahnya tanpa proses otopsi.
Keluarha juga menggelar tahlilan selama tujuh hari untuk mendoakan Rendy.
Meski merasa sangat sedih lantaran kehilangan buah hatinya, Zuhri mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mencari jasad anaknya.
"Saya mewakili keluarga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu, juga tidak lupa kami mohon maaf kalau Rendy punya salah, mohon doanya untuk almarhum," pungkas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang